KUMAI - Selama tiga hari mulai tanggal 27 hingga 29 Oktober 2017, para stake holder sebanyak 55 orang bahu membahu membersihkan sungai Sekonyer di Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) agar terlihat bersih dan tidak menganggu jalannya transportasi eko wisata satwa dilindungi yakni Orangutan.
Pemerhati dan Pelaku Usaha Pariwisata Kobar, Ahmad Yani menuturkan, 55 orang yang tergabung tersebut adalah dari TNTP, OFI, FNPF, HPI, HKWK, Tour Operator dan masyarakat Desa Sungai Sekonyer. Selama tiga hari mereka membersihkan alur Sungai Sekonyer berbekal peralatan chainsaw, tali, parang, gergaji dan jaring.
”Hari pertama tim aksi bersih sungai melakukan pembersihan di sungai simpang kanan dengan mencincang bakung dan rasau,” ujar Yani, Senin (30/10) kepada Radar Pangkalan Bun.
Yani meneruskan, tumbuhan air bakung orang lokal biasa membawa wisatawan menyebut bakung dengan sebutan batakan, yaitu tumbuhan yang menutupi alur sungai yang bisa menganggu kelancaran kelotok wisata.
”Sebagian juga ada yang memotong kayu yang menjorok ke sungai, pada hari kedua tim bekerja melanjutkan pembersihan sungai dan mengikat batakan ke pinggir dengan tali nilon,” katanya.
Diungkapkannya, bahwa alur sungai Sekonyer yang penuh enceng gondok sepanjang 10 kilometer. Namun dengan adanya hujan turun, enceng gondok yanh dicincang sedikit terbawa arus keluar muara dan larut kedalam sungai.
”Kita barharap bahwa alur sungai Sekonyer bersih dari enceng gondok. Sehingga membuat kelotok wisata bisa berjalan lancar dan pemandangan tersebut tidak mengganggu wisatawan lagi,” pungkasnya. (jok/gus)