PANGKALAN BUN – Sebaran pangkalan elpiji di Kotawaringin Barat belum merata. Masyarakat di sejumlah kecamatan kesulitan mendapatkan elpiji bersubsidi berukuran 3 kilogram.
Berdasarkan data Dinas Perindustrian Perdagangan Kabupaten Kobar, dari 130 pangkalan elpiji, semua menumpuk di Kecamatan Arut Selatan. Kecamatan lain hanya ada dua pangkalan hingga empat pangkalan. Seperti di Kecamatan Kumai, jumlah penduduk miskin 11 ribu lebih namun jumlah pangkalan hanya 18, jauh dibanding Kecamatan Arsel yang jumlah penduduk miskinnya 9 ribu lebih namun jumlah pangkalan mencapai 88. Sejumlah warga pun kebingungan terkait hilangnya elpiji 3 kilogram.
”Kita belum tahu, kalau sekarang elpiji tidak boleh diecer dan harus membeli di Pangkalan, terus ketika membeli di Pangkalan, kita juga bingung Pangkalannya dimana,” tutur Wati, warga Pangkalan Lada. Pilihan akhir dia harus membeli elpiji 5 kilogram karena yang 3 Kilogram sulit dicari.
Ia mengaku bersama tetangganya pernah keliling ke sejumlah agen selalu ditolak karena alasan domisilinya jauh dari lokasi agen. Masing-masing agen juga sudah ada daftar nama penerima.
”Bagaimana jika di desa kami atau di lingkungan kami tidak ada agen, kami masyarakat kurang mampu ini membelinya dimana,” tanyanya.
Hal serupa juga dikeluhkan masyarakat Pangkalan Banteng karena hanya memiliki 4 pangkalan. Padahal sesuai data jumlah penduduk miskin di kecamatan ini mencapai 4.090 jiwa.
Menanggapi sebaran pangkalan yang timpang ini, Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah akan mengupayakan solusi. Pemkab Kobar saat ini masih mengurai carut marutnya distribusi elpiji 3 kilogram selama ini.
”Kita pasti akan carikan solusi, tetapi kita selesaikan yang ada pangkalan lebih dulu, yang ada ini kita atur dulu supaya masyarakat yang benar-benar berhak mendapatkan elpiji 3 kilogram,”jelasnya.
Penumpukan jumlah pangkalan ini juga diakui Dinas Perindustrian Perdagangan Kabupaten Kobar, sesuai data sebanyak 88 pangkalan di Kecamatan Arut Selatan mayoritas menumpuk di wilayah perkotaan. (sam/yit)