SAMPIT - Bupati Kotim, Supian Hadi mengajak masyarakat untuk bisa menyaksikan pelaksanaan ritual mandi safar. Rencananya agenda pariwisata yang melibatkan orang banyak ini dilaksanakan Rabu (15/11).
"Ini tradisi yang sudah ada sejak lama. Sekarang, budaya ini kita kemas menjadi agenda pariwisata yang menarik untuk disaksikan. Makanya kami mengundang masyarakat Kotim dan wisatawan luar daerah ikut menyaksikan," kata Supian Hadi, Selasa (14/11).
Menurutnya, agenda itu salah satu dari tradisi budaya yang sudah ada sejak dulu di Kotim. Tradisi ini yakni mandi bersamaan di Sungai Mentaya. Dengan demikian petuahnya yakni membersihkan diri dari hal-hal negatif dan juga lainnya.
Tradisi ini biasanya dipimpin seorang tokoh adat. Sebelum acara dimulai, tokoh adat tersebut melakukan semacam ritual menggunakan daun sawang yang selanjutnya setelah berdoa bersama digunakan warga saat bercebur ke sungai.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kotawaringin Timur (Kotim ) sudah menyiapkan serangkaian acara untuk memeriahkan tradisi mandi safar.
Harapannya, agenda tahunan ini makin diminati wisatawan sehingga membawa dampak positif bagi masyarakat Kotim.
“Kami undang semua masyarakat untuk bisa menyaksikan dan ambil bagian dalam pelaksanaan. Semoga bisa berjalan dengan tertib dan lancar, karena ini salah satu agenda yang dijadwalkan rutin setiap tahunnya,” kata Kadisbudpar Kotim, Fajrurahman.
Menurut Fajrurahman, kegiatan dipusatkan di ikon Kotim yakni Patung Jelawat. Mandi Safar dilaksanakan di Dermaga Habaring Hurung.
Untuk memeriahkan acara, panitia juga menggelar lomba tari daerah, Maulid Al Habsyi, lomba melukis dan mewarnai, fashion show anak dan remaja serta bazar kue tradisional. (ang/fm)