SAMPIT— Upaya Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur memajukan pertanian di daerah itu sepertinya cukup sukses. Buktinya di tengah masa paceklik tahun ini, hasil panen padi di daerah itu malah melimpah.
Direktur Pupuk dan Pestisida Kementerian Pertanian Muhrijal Sarwani menyampaikan, Kotim sukses melakukan penanaman padi tiga bulan dengan teknologi Jarwo super spesifik lahan pasang surut. Bahkan di musim penceklik seperti saat ini, dimana banyak lahan pertanian yang gagal panen Kotim malah sukses bahkan melimpah hasilnya.
”Hal ini sangat saya apresiasi dan menjadi laporan kepada menteri nantinya, bahwa Kotim mampu dan sukses untuk melakukan penanaman padi di musim seperti ini. Sebab saat ini menteri meminta kami untuk mendatangi seluruh wilayah di Kalteng melihat kondisi pertaniannya,” jelasnya yang juga merupakan penanggung jawab pertanian wilayah Kalteng, Senin (18/12) saat ditemui di Sungai Sugih, Kecamatan Kota Besi.
Kepala BPTP Balitbangtan Kalteng Fery Fahrudin Munir menjelaskan, kelompok tani yang ada di Kota Besi ini merupakan salah satu binaan mereka yang sukses melakukan masa tanam padi tiga bulan dengan hasil yang cukup melimpah. Diakuinya, tidak mudah bertahan di musim seperti ini, namun varietas inpari 9 ini merupakan salah satu jenis padi yang kuat bertahan di musim yang berubah.
”Dengan catatan harus dirawat, terlebih saat ini sistem penanaman dan panen sudah dilakukan dengan teknologi canggih sehingga membantu petani mempercepat proses kerja dan memperluas cetak sawah,” ujarnya.
Wakil Bupati Kotim Taufiq Mukri sangat apresiasi dengan capaian yang dilakukan para petani di Kotim, terlebih pada saat penanaman tiga bulan lalu dirinya juga turut serta untuk menanam. Dirinya tidak menyangka hasilnya sesukses ini terlebih di musim saat ini banyak tanam padi di wilayah lain yang gagal panen akibat musim.
”Pada saat penanaman saya meminta minta, nanti pada saat panen saya ingin ikut memanen dan melihat hasilnya, ternyata hasilnya memuaskan bahwa menjadi salah satu yang tersukses bertahan di Kalteng dengan musim panceklik seperti saat ini,” terangnya.
Kepala Dinas Pertanian Kotim I Made Dikantara menerangkan bahwa di Sungai Sugih ini panen dilakukan di lahan seluas 150 hektare, dengan hasil panan padi dalam satu hentarenya rata-rata 6,2 ton per hektarenya. Hal ini merupakan kesuksesan bersama berkat kerja sama seluruh pihak termasuk penyuluh pertanian, BPTP, TNI melalui babinsanya yang bersemangat membantu para kelompok tani.
”Dengan teknologi ini tentunya dapat membantu meningkatkan hasil panen padi di Kotim, sehingga dipastikan mampu memenuhi kebutuhan beras di Kotim, bahkan dapat dijual hingga ke beberapa wilayah di Kalteng salah satunya Kota Palangka Raya,” pungkas Made. (dc/oes)