SAMPIT— Upaya Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), meningkatkan produksi padi dengan memanfaatkan teknologi terus dilakukan. Salah satunya dengan menerapkan teknologi Jarwo Super, sehingga dapat meningkatkan produksi padi dan meringankan kerja petani dalam hal penanaman dan panen padi.
Kepala Dinas Pertanian Kotim I Made Dikantara menyampaikan, periode tanam yang dilaksanakan pada September dan Desember ini sudah dilakukan panen dengan mencapai 1.517 hektare dengan rata-rata produktivitas 4,4 ton per hektare. Dari periode tanam kali ini diperoleh produksi padi sebanyak 6,674 ton gabah kering giling setara dengan 4,218 ton beras.
”Khusus di daerah Sungai Sugih ini luasan tanamnya sekitar 150 hektare dengan rata-rata panen sekitar 6,2 ton per hektarenya,” jelas Made, Kamis (21/12).
Dengan penerapan teknologi jarwo super ini meningkatkan produksi padi hingga 96,4 persen produksi padi. Hal ini tentu sangat dapat menjamin persedian beras di Kotim. Selama ini berdasarkan data kebutuhan beras Kotim hanya 4,421 ton per bulannya, artinya kebutuhan beras Kotim mencukupi bahkan terjadi surplus sebanyak 1,147 ton. Ditambah lagi dengan penerapan teknologi jarwo super ini akan terus meningkatkan produksi padi di Kotim.
”Pemanfaatan teknologi ini semata-mata untuk membantu petani, meringankan beban mereka. Namun, akan mendapati hasil yang berlipat-lipat dari biasanya,” ujarnya.
Terjaminnya ketersedian beras di Kotim, bahkan dapat mencapai swasambada beras dan surplus ini, tidak lepas berkat kerja sama seluruh pihak. Terutama perhatian pemerintah pusat dengan sektor pertanian di Kotim, dengan membantu peralatan pertanian untuk kelompok tani yang tersebar di beberapa wilayah di Kotim.
”Terlebih penerapan teknologi sangat disesuaikan dengan kondisi wilayah Kotim yang berkontur pasang surut di areal pertaniannya, sistem ini terbukti meskipun di kondisi paceklik dan di daerah lain banyak yang gagal panen Kotim malah sukses dan berlimpah hasil panennya,” pungkas Made. (dc/oes)