NANGA BULIK - Potensi pengembangan tanaman holtikultura, khususnya bawang merah di wilayah Kabupaten Lamandau cukup tinggi, setelah diuji coba sejak tahun lalu (2016), kini hasilnya sudah mulai menunjukkan tren yang lebih baik.
"Petani sudah ada yang berhasil mengembangkan budidaya bawang merah, sehingga kedepan akan dikembangkan dengan baik," terang Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distakan) Lamandau, H Sunarto, Selasa (26/12).
Sunarto membeberkan panen bawang merah di Desa Suka Maju, Kecamatan Bulik Timur, Kelompok Tani Tunas Harapan pada akhir November 2017 lalu hasilnya mencapai 26 ton per hektare, dan Distakan optimis produktivitas bawang merah ini dapat ditingkatkan lagi melalui program peningkatan ketahanan pangan dan kegiatan pengembangan hortikultura.
Sunarto menambahkan, selama ini kendala yang dihadapi oleh petani adalah curah hujan yang cukup tinggi. Hal tersebut membuat tanaman bawang merah tidak maksimal panennya, dan mempengaruhi proses pasca panen saat pengeringan.
"Selain itu harga di tingkat petani, bawang merah basah (rogolan) dihargai Rp 20 ribu per kilogram. Masih rendah dan ini harus ditingkatkan," ucapnya.
Sementara, Kepala Bidang Holtikultura Distakan Lamandau, Iswayudianto menjelaskan pada tahun 2017 ini ada tiga lokasi yang akan panen bawang merah yakni di Desa Bukit Jaya 0,5 hektare, di Suka Maju 0,5 hektare dan Rimba Jaya 0,5 hektare.
"Suka Maju produksi 26,5 ton per hektare, Bukit Jaya pada Kamis (21/12) lalu sudah panen, sedangkan Rimba Jaya masih proses persiapan panen," ungkapnya.
Pemerintah Kabupaten Lamandau akan terus mendukung pengembangan budidaya tanaman holtikultura jenis bawang merah ini, dengan harapan kedepan hasil prosuksi mampu memenuhi kebutuhan lokal, bahkan bisa dikirim hingga keluar daerah, sehingga tidak perlu lagi bergantung dengan pengiriman dari luar. (mex/fm)