PANGKALAN BUN - Warga Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan (Kobar), Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) telah ramai mengisahkan tentang kabar janin yang tiba-tiba hilang dari dalam kandungan. Janin itu diketahui berada di kandungan Siti Hotimah (43), istri dari Nur Kholis (43).
Saat ditemui koran ini, keduanya tinggal di sebuah bangunan sekaligus bengkel tepat di depan eks Kantor BKSDA, Jalan Kumpai Batu Atas, RT 13, Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan. Pasangan ini mengaku kehilangan bakal calon anak pertamanya itu pada tanggal 5 Oktober 2016 lalu, saat memeriksakan diri ke dokter kandungan, Ulianto.
Siti menceritakan, pertama kali ia mengetahui dirinya hamil yakni pada bulan Juli 2016, saat memeriksakan kandungannya ke Puskesmas Madurejo, Kecamatan Arut Selatan. Saat itu ia dinyatakan positif hamil, dengan usia janin sekitar dua bulan, berdasarkan hasil tes urine dan darah.
”Saat diperiksa saya positif hamil, sudah tes urine dan darah. Nah dari situ saya periksa rutin setiap dua minggu sekali,” ujarnya, Kamis (28/12) kemarin.
Siti meneruskan, hentakan dari sang janin yang dikandungnya terus dirasakannya layaknya kehamilan normal. Kemudian, saat ia memeriksakan kandungannya ke dokter Nata Dilaga, hasilnya masih positif hamil, kendati dirinya sempat mengalami pendarahan selama 4 hari. Setelah itu, ia dirujuk untuk memeriksakan kandungannya ke dr spesialis kandungan, Ulianto.
”Saat diperiksa memang positif terus, tapi kok perut saya tidak besar-besar,” ungkapnya.
Kemudian lanjut Siti, saat dirinya memeriksakan USG pertama kali dengan dr Ulianto, terlihat dalam layar masih ada janin tersebut. Posisinya berada di sebelah kanan kandungannya. Namun dirinya merasa kaget, karena setelah bergeser ke kiri, janin tersebut hilang begitu saja.
”Dokter Ulianto juga semakin bingung dan kembali memeriksa pada sebelah kanan dan kiri kandungan saya, tetap tidak ditemukan lagi janin tersebut. Setelah di USG lagi, ternyata tidak ada. Sampai saya dites urine dan darah lagi, lalu hasilnya negatif,” paparnya.
Siti mengungkapkan, berdasarkan keterangan dokter yang diterimanya, bahwa kejadian tersebut tidak hanya pernah dialaminya seorang, karena pernah ada ibu hamil yang lain juga mengalami hal serupa.
”Jadi tidak hanya saya saja yang mengalami hal seperti ini, ada juga orang dari Kalimati Lama. Orang Perumahan Tora juga ada mengalami seperti ini,” ujarnya menjelaskan keterangan dari dokter.
Sementara itu, suami Siti, Nur Kholis menyampaikan,bahwa mereka telah mengikhlaskan kehilangan calon bayinya tersebut. Pihaknya mengaku pasrah dan menganggap kejadian tersebut adalah cobaan.
”Kenyataan itu pahit bagi saya, saya mau punya anak tiba-tiba hilang, jengkel juga sebenarnya, tapi mau protes sama siapa, mau nuntut sama siapa, wong hilangnya sendiri. Namanya hidup, ada susah ada senang, Allah pasti menentukan jalan yang lain,” pungkasnya. (jok/gus)
JOKO HARDYONO/RADAR PANGKALAN BUN
IKHLAS: Pasangan Nur Kholis dan Siti Hotimah saat menunjukan bukti hasil USG yang menunjukkan janinnya telah hilang.
Janin Hilang di Dalam Kandungan
PANGKALAN BUN - Warga Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan (Kobar), Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) telah ramai mengisahkan tentang kabar janin yang tiba-tiba hilang dari dalam kandungan. Janin itu diketahui berada di kandungan Siti Hotimah (43), istri dari Nur Kholis (43).
Saat ditemui koran ini, keduanya tinggal di sebuah bangunan sekaligus bengkel tepat di depan eks Kantor BKSDA, Jalan Kumpai Batu Atas, RT 13, Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan. Pasangan ini mengaku kehilangan bakal calon anak pertamanya itu pada tanggal 5 Oktober 2016 lalu, saat memeriksakan diri ke dokter kandungan, Ulianto.
Siti menceritakan, pertama kali ia mengetahui dirinya hamil yakni pada bulan Juli 2016, saat memeriksakan kandungannya ke Puskesmas Madurejo, Kecamatan Arut Selatan. Saat itu ia dinyatakan positif hamil, dengan usia janin sekitar dua bulan, berdasarkan hasil tes urine dan darah.
”Saat diperiksa saya positif hamil, sudah tes urine dan darah. Nah dari situ saya periksa rutin setiap dua minggu sekali,” ujarnya, Kamis (28/12) kemarin.
Siti meneruskan, hentakan dari sang janin yang dikandungnya terus dirasakannya layaknya kehamilan normal. Kemudian, saat ia memeriksakan kandungannya ke dokter Nata Dilaga, hasilnya masih positif hamil, kendati dirinya sempat mengalami pendarahan selama 4 hari. Setelah itu, ia dirujuk untuk memeriksakan kandungannya ke dr spesialis kandungan, Ulianto.
”Saat diperiksa memang positif terus, tapi kok perut saya tidak besar-besar,” ungkapnya.
Kemudian lanjut Siti, saat dirinya memeriksakan USG pertama kali dengan dr Ulianto, terlihat dalam layar masih ada janin tersebut. Posisinya berada di sebelah kanan kandungannya. Namun dirinya merasa kaget, karena setelah bergeser ke kiri, janin tersebut hilang begitu saja.
”Dokter Ulianto juga semakin bingung dan kembali memeriksa pada sebelah kanan dan kiri kandungan saya, tetap tidak ditemukan lagi janin tersebut. Setelah di USG lagi, ternyata tidak ada. Sampai saya dites urine dan darah lagi, lalu hasilnya negatif,” paparnya.
Siti mengungkapkan, berdasarkan keterangan dokter yang diterimanya, bahwa kejadian tersebut tidak hanya pernah dialaminya seorang, karena pernah ada ibu hamil yang lain juga mengalami hal serupa.
”Jadi tidak hanya saya saja yang mengalami hal seperti ini, ada juga orang dari Kalimati Lama. Orang Perumahan Tora juga ada mengalami seperti ini,” ujarnya menjelaskan keterangan dari dokter.
Sementara itu, suami Siti, Nur Kholis menyampaikan,bahwa mereka telah mengikhlaskan kehilangan calon bayinya tersebut. Pihaknya mengaku pasrah dan menganggap kejadian tersebut adalah cobaan.
”Kenyataan itu pahit bagi saya, saya mau punya anak tiba-tiba hilang, jengkel juga sebenarnya, tapi mau protes sama siapa, mau nuntut sama siapa, wong hilangnya sendiri. Namanya hidup, ada susah ada senang, Allah pasti menentukan jalan yang lain,” pungkasnya. (jok/gus)