PULANG PISAU – Digulirkannya dana desa sejak 2015 lalu, berefek positif pada pembangunan di desa. Secara perlahan, perangkat desa kini mulai bisa mandiri. Bahkan, dalam mendorong pembangunan, pemberdayaan, dan peningkatan kesejahteraan warga desanya, mereka (aparat desa) mampu mengeksekusi sendiri program menggunakan dana desa.
”Pada periode pertama jadi kades tahun 2008 – 2014 dulu, belum ada dana desa. Sehingga untuk membangun berbagai usulan di desa, kami mesti mengusulkan dulu pada pemerintah daerah. Baik itu melalui proposal maupun secara lisan. Selain memakan waktu dan tenaga, tidak semuanya diakomodir. Seperti keinginan warga kami untuk mendapatkan sarana olahraga, beberapa kali diusulkan belum terealisasi," kata Kades Gohong Yanto L Adam.
Pria yang juga menjabat Ketua Asosiasi Pemerintah Desa (Apdesi) Pulang Pisau ini mengatakan, pada periode kedua menjadi kades, bertepatan dengan kebijakan pemberian dana desa. Yanto dan aparat desa lebih leluasa mewujudkan usulan warganya.
Dia mencontohkan, dari kucuran sebesar Rp 840 juta dan alokasi dana desa (ADD) sebesar Rp 340 juta, pihaknya mampu menyediakan 25 sumur bor untuk kebutuhan air bersih. Kemudian melatih pelaku unit usaha rumahan kerajinan rotan, membangun balai kesenian, dan pembangunan lapangan voli.
”Itu contoh kecil penggunaan dana desa untuk mendorong kemajuan di wilayah kami. Masalah penentuan program, kami lakukan secara musyawarah dan mufakat. Mulai dari usulan masyarakat hingga dibahas bersama BPD. Nanti, mana yang jadi skala prioritas itu yang akan didahulukan. Sisanya, bisa dilanjutkan tahun berikutnya atau kami usulkan ke pemerintah daerah," ujar Yanto.
Terpisah, Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Desa Bahrianoor mengapresiasi kebijakan penggunaan dana desa di wilayah Pulang Pisau, khususnya dalam hal memberdayakan masyarakat dengan program pelatihan kewirausahaan. Rutinnya program pemberdayaan masyarakat, menjadi cikal bakal untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di desa.
”Seperti di Desa Gohong, pelatihan kewirausahaan pada para pengrajin patut diapresiasi. Bahkan, harus rutin dan terprogram dengan baik. Karena di situ tumbuhnya usaha kecil masyarakat yang akan menggerakkan ekonomi perdesaan. Kami juga menyarankan agar aparat desa mendorong lagi agar usaha lain, apalagi Gohong berada di jalur Trans Kalimantan, punya potensi besar untuk berkembang," ujarnya. (ds/ign)