SAMPIT— Ketua Komisi III DPRD Kotim Rimbun mengingatkan pemerintah untuk mengantisipasi munculnya penyakit pascabanjir di daerah yang terjadi banjir, seperti di Kecamatan Cempaga Hulu dan sekitarnya. Pemerintah harus menyiapkan langkah cepat bila wabah penyakit seperti diare atau muntaber muncul.
”Perlu diantisipasi juga pascabanjir munculnya penyakit mewabah seperti diare atau muntaber. Berhubung ini yang kena dampak banjir banyak maka tidak menutup kemungkinan itu akan menyerang banyak warga juga dan kita harus siap menghadapinya terutama dinas teknis,” kata Rimbun, Minggu (14/1).
Meski demikian, Rimbun memercayakan kepada Dinkes Kotim untuk menanganinya. Sebab, untuk penanganan pasca terjadi banjir bukan pertama kali ini saja oleh dinas tersebut.
”Dinas sudah paham bagaimana caranya, jadi kita percayakan. Selain itu juga, kita minta agar pustu terdekat untuk selalu siap-siaga menangani pasien yang terkena sakit itu nantinya,” kata Rimbun.
Rimbun mengaku turut prihatin, saat ini Kotim sudah tidak aman lagi dari ancaman banjir. Padahal beberapa tahun silam Kotim sangat jarang terjadi musim banjir seperti sekarang. Ancaman banjir ini akibat pemerintah daerah tidak mampu mengendali kerusakan hutan di Kotim. Pembukaan kawasan hutan serapan air secara sporadis diduga sebagai salah satu penyebabnya. Pemerintahan saat itu dianggap mengabaikan masa depan Kotim ini sehingga dengan mudah melakukan obral pembukaan kepada kawasan hutan.
”Ini yang terus membuat kita prihatin, banjir ini terjadi karena hutan resapannya sudah tidak ada, ini harus jadi peringatan kita bersama agar hutan yang tersisa ini wajib kita pertahankan,” tandasnya.(ang/oes)