SAMPIT– Harga gas elpiji ukuran 3 kilogram (kg) di Kota Sampit terbilang tidak stabil. Penjualan dari agen ada yang mematok harga Rp15 ribu per tabung, dan ada yang menjual dengan harga Rp 15.500.
Padahal, berdasarkan Harga Eceran Tertinggi (HET) dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng, sudah ditetapkan untuk agen agar menjual elpiji 3 kilogram ke pangkalan dengan harga tertinggi Rp 12.750 per tabung. Kemudian untuk pangakalan menjual ke eceran, ditetapkan Rp17.250 per tabung.
Agus, salah seorang pengelola pangkalan gas elpiji yang ada di Sampit menjelaskan, pihaknya sulit menerapkan HET elpiji 3kilogram yang sudah ditetapkan pemerintah provinsi tersebut.
”Realitanya dari agen sudah menjual bervariatif, ada yang Rp15 ribu sampai Rp16 ribu untuk elpiji 3 kilogram (kg). Apakah pangkalan ini bisa menjual dengan harga 17.250? Sedangkan di sini kami belum membayar ongkos bongkar muat, ongkos rokok, ATK (alat tulis kantor), belum lagi fotocopy untuk laporan pembelian masyarakat, gaji karyawan, ada juga yang terkadang meminta untuk diantarkan. Belum lagi jika ada tabung gas yang bocor, itu pun digantinya lama sekali. Jadi dengan keuntungan yang sangat sedikit, apa bisa jalan usaha itu. Itu sebabnya pangkalan menjual rata-rata Rp20-Rp22 ribu per tabung,”paparnya, saat ditemui kemarin, (26/1).
Diakui Agus, untuk mengikuti HET penjualan elpiji yang dikeluarkan gubernur Kalteng pada 29 Desember 2017 lalu, dengan kondisi demikian tentu pihaknya merasa keberatan. Dan menurutnya, harga dari agen pun tidak sesuai dengan HET.
”Jadi kalau memang seperti itu peraturannya, saya rencananya mau berhenti menjual gas elpiji 3 kilogram (kg). Saya juga tidak lagi memperpanjang izin dan saya tidak menjual gas elpiji 3 kilogram (kg) lagi. Pangkalan kami hanya menjual yang non subsidi saja, yang 5,5 kilogram dan 12 kilogram (kg),” pungkasnya.
Sementara itu, Dany (39), salah satu pengelola agen gas elpiji di Jalan Usman Harun Sampit mengatakan, untuk pemakaian rumah tangga dalam satu bulan, dibatasi 2-3 tabung gas elpiji.
Menurutnya, penjualan elpiji yang paling mahal lagi yakni di wilayah Kecamatan Ketapang, karena dari pangkalan sudah mematok harga rata-rata Rp 25 ribu. ”Jadi bagaimana, di pengecer menjualnya bisa sampai 27-30 ribu per tabung,” tandasnya.(rm-87/gus)