KUALA KURUN – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gunung Mas (Gumas) bersama Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) melaksanakan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih ke rumah-rumah warga. Salah satunya ke rumah jabatan Bupati Gumas Arton S Dohong.
”Sebagai warga negara, kami memiliki kewajiban dan memberikan respon cepat dalam menyambut kedatangan petugas PPDP dan KPU untuk pencocokan data. Apalagi sebagai pejabat harus memberikan contoh yang baik untuk penginputan data ini,” ucap Arton, Rabu (31/1) siang.
Menurut dia, pemutakhiran data melalui gerakan coklit sangat bermanfaat bagi masyarakat. Bukan hanya untuk pemilihan kepala daerah (pilkada) Gumas tahun 2018 ini, tetapi juga kebutuhan lain.
”Dengan adanya data masyarakat tersebut, bisa kita jadikan sebagai data kependudukan untuk kebutuhan mereka di semua sektor,” ujarnya.
Dia berharap coklit ini dapat menghasilkan data masyarakat, berupa daftar pemilih tetap (DPT) sebagai acuan untuk pilkada 2018. Data tersebut tentunya bisa dicek oleh masyarakat.
”Dengan adanya data ini, kita harapkan dapat mendukung KPU dalam kelancaran semua tahapan pilkada dan pemilu 2019,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua KPU Kabupaten Gumas Stevenson mengatakan, coklit data pemilih di daerah ini dilaksanakan mulai 20 Januari-18 Februari 2018, yang dilakukan oleh 266 PPDP. Hingga hari ke 11 berjalan, mereka terus melakukan coklit dengan menyambangi rumah-rumah warga.
”Sampai hari ini, berdasarkan laporan dari semua panitia pemilihan kecamatan (PPK), progres coklit tersebut rata-rata telah mencapai 50 persen. Mudah-mudahan ini terus berjalan dengan lancar,” terangnya.
Dia mengimbau kepada masyarakat menerima dan melayani PPDP yang datang ke rumah mereka. Untuk mengikuti coklit, paling lama 10 menit sudah selesai, yang terpenting dokumen harus dilengkapi, seperti KTP dan KK.
”Jika dokumen lengkap, petugas hanya mencocokkan saja. Setelah itu, data tersebut akan diisi oleh PPDP,” katanya.
Dalam pelaksanaan coklit tersebut, ada kendala yang dihadapi. Ketika PPDP datang ke rumah warga, pemilik rumah tidak berada di tempat. ”Namun kendala tersebut tidak terlalu berarti. Itu bisa disiasati dengan datang kembali pada sore atau malam hari,” pungkasnya. (arm/yit)