PANGKALAN BANTENG– Lebih dari tiga pekan para pedagang dan pengunjung Pasar Karang Mulya kesulitan beraktivitas akibat adanya galian yang membujur di antara dobel track Jalan Jenderal Ahmad Yani.
Galian selebar satu meter dengan kedalaman satu meter dan panjang sekitar 100 meter itu membuat pengunjung kawasan perkonomian itu sulit untuk parkir. Selain itu para pedagang juga kesulitan untuk melakukan aktivitas pemindahan barang.
"Tidak tahu tujuannya untuk dibuat apa ini. Kalau parit kok posisinya di tengah, kalau untuk plangsong kok malah digali bukannya ditimbun agar lebih tinggi," ujar Kasno, salah satu pengunjung pasar, Rabu (7/2).
Informasi yang diperoleh Radar Pangkalan Bun, penggalian jalan tersebut dilakukan pada Jumat (12/1) silam. Saat itu, tiba-tiba datang truk membawa alat berat dan melakukan pengerukan. Selanjutnya, tidak diketahui lagi apa tujuan dan kapan akan dilanjutkan pengerjaannya.
"Kita juga tidak tahu ini untuk apa, petugas yang datang waktu itu hanya memerintahkan mengeruk tapi tidak bilang akan digunakan untuk apa," ungkap salah seorang pemilik toko di depan lokasi galian itu.
Akibat galian tersebut, dia dan beberapa pemilik toko lainnya harus mengeluarkan biaya tambahan lebih dari Rp 3 juta untuk membuat jembatan atau penutup galian tersebut. Hal itu dilakukan untuk mempermudah pengunjung pasar melintas. Selain itu juga mempermudah kendaraan pengangkut barang yang akan bongkar muat di toko mereka.
"Bikin jembatan itu pakai kayu ulin, satu bijinya sudah berapa sekarang, lebih dari tiga juta itu bikinnya. Kemarin itu hari ini digali, ternyata besoknya tidak ada lagi kegiatan. Kalau kita diamkan bisa menyusahkan pengunjung dan akibatnya mengganggu mobilitas saya juga," jelasnya.
Hal serupa juga diungkapkan Yudha, pemilik toko sembako. Lebih baik pengerukan dilakukan di selokan yang ada di sisi selatan jalan yang sering buntu.
"Kalau hujan airnya meluap, akibatnya badan jalan yang sisi selatan tergerus air dan jalannya belum diaspal juga," katanya.
Menurutnya penataan selokan atau drainase di kawasan pasar itu harus dilakukan mulai dari ujung barat hingga ke timur yang bermuara pada sungai.
"Dari atas sana (dari arah Pangkalan Bun) drainasenya perlu dilebarkan dan diperdalam," katanya.
Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Kabupaten Kobar Juni Gultom mengatakan bahwa penggalian itu dilakukan oleh pemerintah pusat. Meski tidak secara jelas menyebutkan pengerjaan pengerukan itu untuk apa, namun ia meyakinkan bahwa pemkab telah berkoordinasi untuk melakukan pengurukan kembali.
"Sudah kita stop, akan diambil alih kabupaten. Nanti kita yang akan perbaiki," katanya. (sla/yit)