SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Kamis, 15 Februari 2018 12:08
Tahun Baru Imlek, Umat Khonghucu Kotim Berdoa untuk Kedamaian Bangsa
TOKOH: Xie Shi Suhendar S mempersiapkan perayaan tahun baru Imlek di Kelenteng Kong Miao Litang, Jalan MT Haryono, Sampit.(RONI/RADAR SAMPIT)

SAMPIT–Tahun baru Imlek yang jatuh pada Jumat (16/2) besok bakal diperingati dengan doa untuk kedamaian bangsa.

Menurut Xie Shi Suhendar S, pendeta Kelenteng Kong Miao Litang, Jalan MT Haryono, Sampit,  doa akan dimulai Kami malam pada pukul 19.00 hingga pukul 00:00.

”Acara akan dimulai pada jam setengah delapan malam. Dilakukan sampai pertengahan malam, pergantian hari dan tahun. Doanya untuk kedamaian, kemakmuran dan kemaslahatan bangsa dan negara. Khususnya, Sampit,” ujarnya.

Saat ini, lanjut Suhendar, jumlah jemaah Kelenteng Kong Miao Litang yang ada di seluruh wilayah Kotim lebih dari 200 orang. Namun, beberapa jemaah sudah lanjut usia sehingga ia memprediksi yang akan ikut berdoa tak akan mencapai 200 orang.

”Dari total lebih dari 200 orang jemaah, saya perkirakan tak akan semuanya ikut. Soalnya sebagian ada yang rumahnya jauh, dan usianya sudah lanjut,” tambahnya.

Menurut penanggalan Tionghoa yang ditunjukkan Suhendar, tahun baru Imlek 2569 menandai dimulainya tahun anjing. Kalender Tionghoa adalah penanggalan yang menggunakan baik perputaran Matahari dan perputaran Bulan (lunisolar). Bila dihitung berdasarkan kalender Masehi, tahun baru Imlek selalu jatuh di antara bulan Januari dan Februari.

Tahun baru Imlek di Sampit, menurut Suhendar, biasanya dirayakan dengan makan malam bersama dengan keluarga. Melakukan segala aktivitas membersihkan rumah untuk menyapu bersih ”kemalangan” tahun lalu dan menyambut ”nasib baik” di tahun yang baru.

Di Indonesia, tahun baru Imlek ditetapkan sebagai hari libur nasional berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 19, Tahun 2002 dan mulai dirayakan sebagai hari libur nasional sejak tahun 2003. Selain di Indonesia, tahun baru Imlek juga merupakan hari libur nasional di Brunei, Filipina, Korea, Malaysia, Mauritius, Singapura, Tiongkok, Thailand dan Vietnam.

”Keunikan imlek itu, biasanya, selain dirayakan oleh setiap orang, juga tidak lepas dengan pemberian angpau atau amplop merah. Angpau biasanya diberikan oleh orang yang sudah menikah kepada yang masih belum menikah,” jelasnya.

Secara terpisah, Kapolres Kotim AKBP Muchtar Supiandi Siregar  mengimbau setiap elemen masyarakat saling bergandengan tangan untuk menciptakan rasa aman. Pihaknya juga berpesan pada tokoh-tokoh agama untuk tidak langsung memercayai isu-isu berbau SARA dan radikal, karena dapat memecah belah kerukunan.

”Saya harap, masyarakat tertib dalam melaksanakan perayaan hari besar. Saya juga berpesan pada seluruh tokoh agama untuk tidak mudah percaya jika ada isu-isu berbau SARA dan radikal karena dapat memecah belah umat dan kerukunan,” ujarnya.

Perayaan Imlek menjadi atensi bagi kepolisian, serta masuk kalender keamanan dan ketertiban masyarakat setiap tahunnya. Perayaan agama, seperti Idul Fitri, Idul Adha, Natal, Imlek, dan perayaan Tahun Baru Masehi, selalu menjadi agenda rutin tahunan pengamanan dari Polri.

”Untuk urusan pengamanan, saya mengingatkan masyarakat agar berkoordinasi dengan Polres Kotim agar kegiatan keagamaan dapat berjalan baik, aman dan lancar,” tegasnya. (ron/yit)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers