PANGKALAN BANTENG- Nyaris sepekan hujan terus mengguyur wilayah kecamatan Pangkalan Banteng, saban sore hari. Setelah siaga kebakaran hutan dan lahan, kini warga harus bersiap-siap dengan kemungkinan banjir yang melanda bebarapa wilayah di kecamatan tersebut.
Seperti yang diungkapkan Pardi, warga desa Sungai Hijau ini mengatakan bahwa hujan yang mengguyur setiap sore hari sejak hampir seminggu lalu membuat ia dan warga lainnya meningkatkan kewaspadaan.
”Memang banjir tidak mudah datang seperti beberapa tahun lalu. Karena sungai sudah dinormalisasi dan dibuatkan tanggul. Namun dengan cuaca yang seperti ini maka kita tetap harus waspada,”ujarnya, Senin (26/2).
Menurutnya, kawasan rawan banjir di Desa Sungai Hijau masih terpusat di RT 09 dan 10 serta sebagian wilayah RT 07.
”Kita juga sering patroli untuk mengecek kondisi jembatan yang ada, karena juga rawan jebol karena tingginya debit air yang mengalir saat hujan deras,”tambah Pardi.
Pernyataan tersebut juga dibenarkan Slamet Widodo, Sekretaris Desa Sungai Hijau ini mengatakan bahwa wilayahnya memang rawan terhadap luapan sungai. Terlebih bila hujan datang saat air sungai sedang pasang. Karena sungai Hijau bermuara ke sungai Kumai yang aliran airnya terpengaruh pasang surut air laut. Akibat hujan beberapa waktu lalu jalan poros kabupaten yang menghubungkan Desa Sungai Hijau dan Arga Mulya nyaris putus, akibat tergerus aliran air sungai.
”Ada satu jembatan, dulunya jembatan kayu tapi sudah rusak. Sekarang dipasang cor gorong-gorong biasa dan ditimbun tanah keras. Tapi tetap saja tidak kuat, bahkan waktu hujan lebat kemarin ikut tergerus dan sekarang nyaris putus. Jalan hanya bisa dilewati sepeda motor. Kalau mobil tidak bisa, sangat berisiko,”katanya.
Menurutnya selain jalan poros penghubung dua desa itu, ada satu jembatan lagi yang tinggal menunggu waktu lagi untuk ambruk. Karena setiap kali turun hujan, sungai selalu meluap dan menggenangi jembatan. Bahkan beberapa waktu lalu kayu pengaman jembatan yang berada di sisi-sisi jembatan sudah hilang terbawa arus sungai.
”Di dusun dua desa Sungai Hijau, jembatan di jalan utama sudah mulai lepas-lepas papannya dan kalau hujan pasti teredam. Padahal sungai sudahpernah dinormalisasi, tapi masih saja air meluap. Bahkan melebar kemana-mana, radius genangannya bisa sampai 50 meter dan menengGelamkan jalan poros,”pungkasnya. (sla/gus)