SAMPIT – Pengembangan tanaman pepaya di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) agak sulit dilakukan, apalagi untuk diunggulkan sebagai tanaman lokal. Pasalnya, warga yang mengonsumsi buah pepaya dinilai minim, hanya dari kalangan tertentu.
”Pangsa pasarnya terbatas dan tidak terlalu besar. Buah pepaya ini hanya dikonsumsi kalangan tertentu,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kotim I Made Dikantara saat, Rabu (28/2).
Menurut Made, petani buah pepaya, khususnya di wilayah perkotaan, seperti di Kelurahan Baamang Hulu dan Tanah Mas masih ada. Pihaknya tetap memperhatikan, namun tidak untuk dibantu.
”Petani buah pepaya ini yang menanamnya hanya orang-orang tertentu. Kami dari dinas pertanian tetap memperhatikan keberadaan para petani ini. Hanya saja, tidak dapat bantuan, misalnya untuk bibit atau lainnya. Yang jelas, petani ini hanya orang tertentu saja,” ujarnya.
Made menuturkan, tanaman buah pepaya tak menjadi target dinas pertanian karena jenis tanaman itu tidak dianggap mengalami inflasi. Pihaknya hanya fokus pada tanaman yang sering mengalami inflasi, misalnya beras.
”Tanaman pepaya kami tidak fokus ke sana, yang fokusnya mengenai tanaman yang bisa mengalami inflasi dan ini bisa kami bantu. Misalnya, pengadaan alat pertanian maupun lainnya. Tanaman pepaya itu cuma swadaya dan kami tetap catat keberadaan petani buah tersebut,” pungkasnya. (fin/ign)