SAMPIT – Pangsa pasar penjualan ikan lele, khususnya di Kota Sampit dan sekitarnya masih sangat menjanjikan. Untuk itu, sejumlah petani di Kelurahan Tanah Mas Kecamatan Baamang membudidayakan ikan lele jumbo kolam terpal.
Ketua Gapoktan Membelum Sewu Salundik I Ketut Padmowinanto mengatakan, budidaya ikan lele jumbo memerlukan keuletan dan kesabaran, karena masih sulitnya pakan waktu memelihara.
”Kami dari kelompok tani Tanah Mas tidak hanya bertani, namun bahkan budidaya ikan kolam terpal. Ada yang budidaya ikan nila dan patin. Selain itu, ada juga ikan lele jumbo,” ujarnya, Kamis (1/3).
Jumlah kolam terpal budidaya ikan lele jumbo cukup banyak. Tiap petani ada yang punya kolam terpal minimal 4 kolam. Satu kolam minimal 2.000 bibit ekor lele jumbo.
”Kalau pakan memang mudah saja karena ada di pasaran. Kami belum mengembangkan pelet atau pakan ikan lele jumbo ini. Kami harapkan ada pelatihan dari dinas perikanan,” saran I Ketut.
Mengenai pemasaran ikan lele jumbo, lanjut dia, masih mudah. Yakni, jual di pasar ikan tradisional, khususnya di Sampit dan sekitarnya. Bahkan, ada juga pembeli yang datang langsung ke lokasi.
”Pemasaran ikan lele jumbo sangat mudah. Sebab, pecinta ikan ini banyak, sehingga tidak sulit menjual berapa pun banyaknya,” kata I Ketut yang juga menjabat guru matematika di SDN 2 Tanah Mas ini.
Terpisah, Plt Lurah Tanah Mas Kasmojoyo mendukung gagasan para petani untuk menambah daftar penghasilan keluarga. ”Kami dari kelurahan sangat mendukung selama itu untuk kemajuan Tanah Mas ini,” ujarnya.
Dia menambahkan, yang masih menjadi kendala bagi petani hanya mengenai infrastruktur jalan pertanian. Usulan untuk penimbunan jalan tersebut sudah lama disampaikan melalui musrenbang, namun belum ada respons hingga sekarang.
”Yang jadi kendala infratruktur jalan. Kami sudah usulkan karena hasil pertanian dan perikanan di Kelurahan Tanah Mas tiap bulan meningkat namun tidak diimbangi dengan pembangunan infrastruktur tersebut,” pungkasnya. (fin/ign)