KOTAWARINGIN LAMA – Sepekan terakhir ini, warga RT 01 (seberang) Kelurahan Kotawaringin Hilir (Kohil) Kecamatan Kotawaringin Lama (Kolam) mengeluhkan sapi yang berkeliaran di lingkungan tempat tinggal mereka. Salah satunya saering terlihat di sepanjang jalan Pangkalan Bun-Kolam yang masuk wilayah RT setempat.
Ketua RT 01 Kohil, Rusli mengatakan, sejumlah warganya mengeluh sapi-sapi tersebut karena dibiarkan berkeliaran dan memakan tanaman warga. Dan bukan itu saja, menurutnya keberadaan sapi yang terkesan dipelihara dengan cara dilepas ini juga mengganggu lalu lintas kendaraan, di jalan penghubung Pangkalan Bun-Kolam.
”Bagi yang punya tolong diakui sapi ini milik siapa,” ucap Rusli, Minggu (4/3). Karena lanjutnya, sampai sepekan terakhir ini sapi-sapi tersebut tidak ada yang mengaku siapa pemiliknya, dan keberadaan sapi ini sudah merugikan, karena memakan tanaman di kebun warga.
”Selain itu keberadaan binatang ternak ini juga mengganggu kenyaman warga karena dari kotorannya menebar aroma yang sangat menyekat, masuk ke dalam rumah,” tambah Rusli.
Dianggap tidak ada tuannya, sejumlah sapi ini juga jadi berbincangan di media sosial, misalnya seperti dikeluhkan pemilik akun facebook Niki Azalea Kholiqa Oliq yang menulis, mohon yang merasa memelihara atau memiliki sapi di daerah sekitar jembatan penyeberangan Kolam-Pangkalan Bun, kiranya dipelihara dengan baik jangan sampai berkeliaran, supaya tidak menganggu, dan merusak tanaman dan mengotori lingkungan.
Atas pernyataan ini, banyak tanggapan agar yang memiliki sapi segera dipelihara atau dikandangkan. Selain itu ada juga yang menanggapi apabila tidak ada yang mengakuinya, agar sapi tersebut ditangkap atau disembelih saja. “Di semboleh ba seeko (disembelih saja satu ekor),” tulis akun facebook milik Rifda Safitri.
Permasalahan sapi ternak yang dibiarkan berkeliaran di sepanjang jalan Pangkalan Bun-Kolam bukan hanya dikeluhkan warga RT 01 Kohil, tetapi juga dikeluhkan para pengguna jalan tersebut. Terutama sapi-sapi yang berada di wilayah Kelurahan Mendawai Seberang dan Kelurahan Raja Seberang Kecamatan Arut Selatan, yang jumlahnya diperkirakan ratusan ekor.
Seorang pengguna jalan menceritakan dirinya pernah harus mengganti sebesar Rp 6 juta karena menebrak anak sapi. ”Sudah kendaraan saya lecet, saya diminta mengganti anak sapi yang mati, Kejadiannya itu sudah lama, saat saya melintasi jalan ini subuh-subuh yang keadaan masih gelap,” cerita warga ini, yang minta namanya tidak ditulis.(gst/gus)