SAMPIT – Dinas Kesehatan Kabupaten Kotim bertindak cepat dalam mengatasi persebaran nyamuk Aedes Aegypti, penyebar virus demam berdarah. Tingginya kasus demam berdarah pada dua bulan terakhir mengharuskan dinas menerjunkan tim fogging (pengasapan) pada wilayah terdampak.
Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi yang dilakukan beberapa puskesmas, Dinas Kesehatan Kotim memutuskan melakukan fogging pada dua lokasi, yaitu pada Perumahan Sawit Raya 6, tempat tinggal korban, dan SD Islam Baiturrahim, tempat sekolah korban.
Menurut petugas Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Bahrudin, fogging yang dilakukan pada dua titik ini mengacu pada hasil penyelidikan epidemiologi yang dilakukan puskesmas.
Menurutnya, di Perumahan Sawit Raya masih banyak warga yang tidak mau rumahnya difogging. “Dari 100 rumah ada sekitar 10 yang tidak mau dimasuki. Ada juga yang rumahnya kosong, tidak ada orang. Ini juga kendala bagi kami,” kata Bahrudin.
Pada SD Islam Baiturrahim, sempat terjadi dua kasus demam berdarah yang menyerang siswa. Pihak sekolah sempat mengajukan tindakan fogging pada puskesmas, namun tidak terealisasi.
Pada kasus kedua setelah memakan korban jiwa, dinkes menurunkan tim untuk melakukan fogging pada wilayah itu. Pengasapan di sekolah dilakukan kemarin pukul 10.00 WIB, sehingga siswa dipulangkan lebih awal.
“Saya juga kurang tahu prosedurnya bagaimana. Masa harus ada korban jiwa dulu, baru bisa dilakukan fogging,” kata Rumiati, Kepala Sekolah SD Islam Baiturrahim Selasa (6/3).
Meski sedikit kecewa karena fogging yang diajukannya seminggu lalu ditunda, dirinya merasa lega sekarang sudah dilakukan pengasapan. Ia mengaku, kebersihan sekolah sudah dilakukan semaksimal mungkin. Namun, dia tidak mengetahui darimana nyamuk itu berasal.
Dirinya berharap, setelah proses pengasapan ini selesai, tidak ada lagi korban dari siswa maupun pengurus sekolah yang terserang DBD. (rm-88/yit)