SAMPIT - Perhatian Pemkab Kotim melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR), terutama dalam peningkatan infrastruktur jalan pertanian kebanyakan mengarah ke wilayah selatan, seperti di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS) dan Teluk Sampit, sementara di dekat perkotaan kurang perhatian.
Hal itu dialami petani di Kelurahan Tanah Mas, Kecamatan Baamang. Secara geografis, jarak antara perkotaan dengan kelurahan hanya memakan waktu sekitar 15 menit.
”Infrastruktur jalan pertanian di Kelurahan Tanah Mas kurang perhatian. Padahal, dekat Kota Sampit,” ujar Plt Lurah Tanah Mas Kasmojoyo mewakili keluhan para petani, Kamis (8/3).
Kasmojoyo mengatakan, rata-rata profesi penduduk Kelurahan Tanah Mas adalah petani sayuran dan buah-buahan. Selain itu, budidaya ikan di kolam terpal. Akan tetapi, dari segi infrastruktur jalan, sangatlah tidak mendukung dan perlu perhatian serius.
”Selama ini kami dengan warga hanya swadaya dan gotong royong agar jalan menuju lokasi pertanian tidak terlalu parah,” kata mantan Kasi PMD Kecamatan Kotabesi ini.
Lebih jauh dia menjelaskan, berbagai upaya sudah dilakukan, baik dari petani maupun kelurahan agar ada perhatian dari Pemkab Kotim melalui dinas terkait maupun anggota DPRD Kotim, khususnya dapil III Baamang-Seranau. Namun, hingga sekarang belum ada respons hingga menjelang Pemilihan Legislatif 2019 mendatang.
”Permintaan warga dan petani kami dari Kelurahan Tanah Mas tidak muluk-muluk. Mereka mengharapkan perhatian agar infrastruktur jalan pertanian ditingkatkan, karena para petani sulit mengangkut hasil panen akibat kondisi jalan rusak. Apalagi saat musim penghujan,” pungkasnya.(fin/ign)