PANGKALAN LADA – Jalan Trans-Kalimantan kembali merenggut nyawa. Wahyu Prastowo (22), tewas di Jalan Jenderal Ahmad Yani Km 38, Desa Pandu Senjaya, Kecamatan Pangkalan Lada, Minggu (18/3). Sepeda motornya disambar mobil dari arah depan. Ironisnya, kecelakaan itu terjadi ketika dia berusaha menghindari tabrakan dengan kendaraan lain.
Informasi yang dihimpun Radar Sampit, Wahyu Prastowo mengendarai motor berboncengan dengan temannya, Iron Armanto. Pekerja perkebunan kelapa sawit itu melaju dari arah Sampit menuju Pangkalan Bun. Diduga korban berkendara dengan kecepatan tinggi dan tidak memperhatikan jarak aman dengan kendaraan di depannya.
Akibatnya fatal. Saat di lokasi kejadian, kendaraan di depan motor korban mengerem mendadak, yang diduga karena ingin menghindari lubang jalan. Karena jarak yang terlampau dekat, membuat kemampuan pengereman motor Wahyu tak mampu berfungsi dengan baik. Dia memutuskan mengambil jalur kanan.
Tanpa diduga, dari arah berlawanan (Pangkalan Bun, Red), melaju mobil putih yang dikemudikan Heri Yanto, warga Nangamua, Kecamatan Arut Utara.
Anto, warga sekitar mengatakan, mobil putih itu sempat berusaha menghindar ke kiri untuk turun dari jalan aspal, namun gagal. Jarak yang terlalu dekat membuat motor menabrak bagian kanan depan. Motor terguling dan melontarkan penunggangnya. Wahyu terlempar dan jatuh ke aspal, sementara Iron Armanto terguling di jalan.
Motor keluaran terbaru yang dikendarai Wahyu ringsek parah di bagian depan. Lampu depannya terlepas dari dudukannya, sementara mobil putih yang juga model terbaru rusak di bagian bemper kanan. Penutup vender dalam lepas dan pelat nomor mobil terlepas.
”Satunya meninggal di tempat dan satu lagi dirawat di UGD Puskesmas Pandu Senjaya untuk pertolongan pertama," katanya.
Sempat tersiar kabar pengemudi mobil mencoba kabur. Namun, kabar itu dibantah Kapolsek Pangkalan Lada Iptu Waris Waluyo. Menurutnya, Heri Yanto hendak menitipkan anaknya terlebih dahulu, karena diduga syok akibat melihat kecelakaan tersebut.
”Enggak kabur, dia menghindar dulu. Saat kami hentikan, dia tidak melawan. Dia takut kalau dimassa. Padahal, belum tentu kecelakaan akibat kesalahannya. Tapi, kasus ini kami serahkan ke Satlantas Polres Kobar," ujarnya.
Kasatlantas Polres Kobar AKP Asdini Pratama Putra mengatakan, kedua pengendara, baik motor dan mobil belum memiliki SIM. ”Motor yang dikendarai korban saat kejadian tidak ditemukan STNK dan tidak ada nomor polisi. Untuk mobil ada STNK-nya,” ujarnya, seraya menambahkan kecelakaan itu masih dalam penyelidikan. (sla/ign)