PALANGKA RAYA – Antisipasi kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kota palangka Raya terus dilakukan berbagi pihak. Kecamatan Jekan Raya, Sebangau dan Rakumpit menjadi titik fokus penanganan, karena dinilai paling rawan karhutla. Masih banyak lahan kosong dan mudahnya semak-semak di kawasan itu terbakar menjadi alasan utama.
Walupun sejauh ini belum ada ditemukan unsur kesengajaan pembakaran lahan oleh masyarakat di tiga lokasi tersebut. Hingga Januari-Maret tidak sampai 10 hot spot atau titik panaditemukan. Namun tindakan tegas akan diberlakukan bilaman ditemukan pembakar lahan oleh siapapun.
“Januari hingga Meret ini ada kurang lebih 10 titi host spot. Palaing banyak itu di Jalan Mahair Mahar Kecamatan Jekan raya maka itu ada pengawazan dan patroli di kecamatan tersebut, misalnya tidak hujan dua hari nah peningkatan patroli dilakukan, karena terkadang ada karhutla,” ujar Dandim 1016/Plk Letkol Czi Chandra Adibrata, Senin (26/3).
Adibrata menyampaikan saat ini satgas dan tim terus melakukan koordinasi dan beruntungnya beberapa hari ini Palangka Raya selalu diguyur hujan lebat sehingga tidak ditemukan lagi titik hot spot. Walaupun demikian pihaknya terus siaga bersama Manggala Agni, kepolisian dan pihak terkait.
“Syukur kita hujan terus jadi tidak ada titik hot spot ditemukan, walaupun kemarin-kemarin ada,” ucapnya.
Perwira Menengah TNI ini menegaskan penurunan tingkat titik panas itu selain karena cuaca, juga karena perhatikan dan tingkat kesadaran sangat bagus tentang karhutla, bahkan ketika ada ditemukan masyarakat sekitar bersama pihak terkait langsung bahu membahu untuk memadamkannya walaupun dengan alat sederhana dan terbatas.
“Jujur saya katakan masyarakat sudah sangat peduli tentang Karhutla, apalagi sampai sekarang tidak ada laporan warga membakar dengan sengaja. Tetapi tetap kita siaga, apalagi di kecamatan Jekan Raya yang masih banyak gambut dan mudah terbakar,” ujarnya.
Ia membeberkan khusus untuk jajaran Kodim 1016/Plk, pihaknya menurunkan dan mensiagakan 70 personel tentang karhutla bersama arma dan perlengkapan lain. Termasuk langsung mengerahkan 15 personel bilamana terjadi karhutla di satu lokasi.
“Kita ada 70 personel dan 15 personel turun di satu titik bersama personel dari instansi lain. Kalau konkretnya Januari dua host spot,Februari dua dan Maret ada enam hot spot. Namun saat ini nihil,” tegasnya.
Adibrata menambahkan pihaknya juga akan berkoordinasi bersama pemkot dalam menerapkan teknologi Bio 44 sesuai instruksi danrem, yakni sebagai salah satu solusi sehingga masyarakat membuka lahan tidak lagi dengan membakar, melainkan dengan pembusukan.
”Kita akan terapkan teknologi Bio 44. Nanti bila sudah ada maka akan koordinasi dengan pemkot agar mensosialisasikan teknologi itu menjadi salah satu solusi tidak membakar lahan,” pungkasnya. (daq/vin)