SAMPIT – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melaksanakan rapat koordinasi (rakor) terkait antisipasi bencana tanah longsor di Kotim. Berdasarkan kondisi geografis, ada tiga kecamatan yang rawan longsor.
Kepala Pelaksana BPBD Kotim M Yusuf menjelaskan, Kotim memiliki luas 16.769 kilometer persegi dengan 17 kecamatan, 168 desa, dan 17 kelurahan. Secara geografis, struktur wilayahnya berbeda-beda. Tiga wilayah kecamatan di wilayah utara termasuk daerah rawan terjadi bencana longsor.
”Tiga kecamatan tersebut di antaranya, Bukit Santuai, Antang Kalang, dan Telaga Antang. Struktur wilayahnya perbukitan, sehingga rawan longsor. Meskipun tidak semua wilayahnya yang rawan ditempati penduduk menjadi permukiman,” jelas Yusuf, Rabu (28/3).
Adapun bencana alam yang rawan terjadi di Kotim, di antaranya bencana asap akibat kebakaran, banjir, angin puting beliung, kekeringan, hujan es, dan wabah penyakit. Untuk tanah longsor memang belum pernah terjadi dan belum ada laporan. Namun, Kotim secara geografis memiliki daerah rawan longsor.
”Rakor ini merupakan salah satu upaya tindak lanjut surat edaran bupati yang meminta untuk memetakan daerah rawan tanah longsor di Kotim, sehingga dapat dilakukan antisipasi sejak dini dengan mengetahui wilayahnya,” ujarnya.
Upaya koordinasi lintas SOPD terkait dilakukan agar sama-sama mengetahui kondisi tersebut, sehingga jika terjadi bencana, setiap SOPD dapat mengambil langkah dan sikap sesuai tupoksi SOPD-nya masing-masing. Tiga kecamatan yang daerahnya masuk daftar rawan longsor juga sudah diminta menyampaikan kepada masyarakatnya terkait kondisi tersebut.
”Pergeseran tanah ini biasanya terjadi karena curah hujan tinggi, sehingga membuat tanah di perbukitan longsor. Saat ini, di wilayah tiga kecamatan tersebut daerah perbukitannya tidak dijadikan permukiman. Warga masih banyak tinggal di tepian sungai,” pungkasnya. (dc/ign)