SAMPIT – Sampit Business Forum kembali mengadakan Dialog Eksklusif yang bekerja sama Dinas Pariwisata Kotim, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sampit, dan Kadin Kotawaringin Timur. Agenda yang dilaksanakan di Grand Hotel, Kamis (29/3) siang, membahas tiga persoalan. Yakni, pengembangan destinasi wisata Kotim, menyongsong kedatangan para investor, dan pengetahuan tentang pajak.
Ada beberapa pembicara yang dihadirkan dalam dialog, yakni Wakil Bupati Kotim HM Taufiq Mukri, Kepala Dinas Pariwisata Kotim Fajrurrahman, Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sampit Anis Yudiono, Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalteng Heriansyah, Ketua Dewan Pengurus Daerah Kadin Kotim Susilo, moderator Sampit Business Forum Ahmad Sofyan.
HM Taufiq Mukri menyampaikan, dialog ini merupakan salah satu kegiatan yang positif sebagai bentuk kepedulian untuk mengembangkan destinasi wisata yang berada di Kotawaringin Timur. Diskusi ini bisa menggugah semangat untuk bersama-sama dalam memajukan destinasi wisata di Kotim dan menyongsong hadirnya para investor yang nantinya dapat meningkatkan pendapatan daerah melalui sektor pajak.
Pembangunan destinasi pariwisata memiliki empat hal, yakni pembangunan daya tarik dan atraksi wisata, pembangunan prasarana, penyediaan fasilitas umum, serta pemberdayaan masyarakat. Dalam pembangunan pariwisata ini juga mencakup pembangunan struktur industri pariwisata, daya saing pariwisata, kemitraan usaha pariwisata, kredibilitas bisnis, dan juga tanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kotim Fajrurrahman mengatakan, pemkab mulai mengembangkan beberapa objek wisata, seperti Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit, Riam Sandung Apui di Desa Tumbang Manya Kecamatan Antang Kalang, Batu Licin di Kecamatan Mentaya Hulu, Hutan Sagonta di Kecamatan Baamang, serta ojek wisata buatan seperti Patung Jelawat di tepian Sungai Mentaya.
Ada juga agenda wisata seperti Simbah Laut, Mandi Safar, Sampit Etnic Karnaval, Tiwah, Mamapas Lewu. Dari tahun ke tahun, event-eventnya terus ditingkatkan kualitasnya, sehingga bisa menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Kotim.
Ia mengatakan, Sampit Etnic Carnival akan digelar tanggal 30 Juni, dengan hadiah total Rp 65 juta. Diharapkan pelaku usaha di Sampit bisa ikut berpartisipasi.
Dalam sesi tanya jawab, General Manager Aquarius Boutique Hotel Sampit Bayu Andi Bawono mendukung agenda wisata di Kotim. Namun, dia berharap kalender wisata disosialisasikan secara masif.
”Kalender wisata bisa kami letakkan di kamar-kamar hotel untuk menarik wisatawan,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa wisatawan di Kota Sampit sulit menemukan oleh-oleh yang bisa dibawa pulang. Sampit adalah kota penghasil buah nenas, sehingga bisa dijadikan oleh-oleh. Bisa dibuat keripik nenas, selai nenas. Produk ini bisa dikemas dengan baik dan dititipkan di restoran maupun hotel.
Hal senada juga disampaikan Manager Midtown Xpress Sampit Nurvedy Eko. Perhotelan tidak lepas dari dunia wisata. Karena itu pihaknya mendukung agenda-agenda wisata di Kotim.
Di sisi lain, Nurvedy juga berpesan agar pemkab memiliki kepastian soal kalender wisata. Jadwal tidak boleh maju atau mundur sewaktu-waktu. Ini demi memudahkan wisatawan mengatur kunjungan jauh-jauh hari. ”Jangan sampai wisatawan jauh-jauh datang ke Sampit, ternyata event tidak sesuai kalender wisata,” kata Nurvedy. (rm-87/yit)