SAMPIT –Jumlah Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) di Kotim secara umum dan di Kota Sampit saat ini, terbilang masih kurang. Hal ini bisa berdampak maraknya pertumbuhan kriminalitas di kalangan anak-anak dan remaja.
Salah satu aktivis, pemerhati perempuan dan anak Kotim, Forisni Aprilista yang juga sebagai Ketua LSM Lantera Kartini ini mengatakan, hal seperti ini masih bisa diatasi atau dicegah sebelum semakin parah. Dengan melibatkan semua pihak, mampu mengantisipasi remaja lainnya agar tak terjerumus.
”Sebenarnya pencegahan yang paling efektif dimulai dari orang terdekat. Karena pendidikan pertama dan utama untuk anak itu sebenarnya dalam keluarga. Kalau anak mendapatkan perhatian dan mendapatkan rasa nyaman dengan keluarganya, maka yakin dia tidak akan terpengaruh dengan geng-geng,” imbuhnya.
Forisni menjelaskan, dengan perhatian dari pihak keluarga, anak akan kembali menimbang resiko pergaulan, dan bahkan anak dengan lingkungan keluarga harmonis kerap menghabiskan waktu bersama sanak-saudaranya.
Tapi lanjutnya, pemerintah daerah juga bisa mengambil peran penting untuk mencegah dan mengembalikan anak-anak ke arah yang benar, yaitu dengan mendirikan dan memperbanyak wadah kreativitas anak muda, untuk menyalurkan hobi, bakat dan minat mereka.
Sedangkan anak-anak yang sudah terlanjur terjerumus ke hal-hal negatif, sambung Forisni, tindakan yang bisa didilakukan dengan kerja sama kepada pemerintah, pemuka agama, dan orang tua dalam melakukan pembinaan untuk mengarahkan mereka ke kegiatan positif.
Dirinya juga meminta kepada Pemkab Kotim untuk memperhatikan agar segera membuat tempat untuk penyaluran kreativitas. Salah satunya melalui RPTRA.
”Kalau RPTRA yang benar-benar memenuhi syarat rasanya di Sampit belum ada. Selain itu ada hal lain yang bisa menarik minat anak-anak, misalnya bermusik, melukis, membaca. Bahkan bisa dengan dilatih membuat keterampilan-keterampilan dengan mengedepankan kearifan lokal. Tinggal sarananya lagi yang harus mendukung,” pungkas Forisni. (mir/gus)