PALANGKA RAYA – Menyamar menjadi jamaah masjid. Menggunakan peci dan sarung layaknya hendak melaksanakan ibadah. Seorang pemuda bernama Muhammad Efendi (23) warga Jalan Baku Merang ternyata memiliki niat tidak baik. Remaja pengangguran itu ternyata spesialis pencurian barang jamaah dan kotak amal di Masjid Nurul Islam, Jalan Ahmad Yani.
Apesnya kali ini aksi pencurian itu berhasil dipergoki korban hingga tertangkap tangan. Saking geramnya warga hingga pelaku dikeroyok massa karena melakukan tindak pidana pencurian ketika warga yang sedang menjalankan ibadah salat dzuhur di masjid Nurul Islam, Rabu (11/4). Setelah ditangkap ternyata pelaku sudah tiga kali beraksi.
Dari tangan Efendi, petugas mengamankan barang bukti berupa dua unit laptop dan satu kotak amal. Korban dalam aksi itu merupakan seorang dosen Universitas Palangka Raya atas nama Wahidin (51). Kini pelaku sudah mendekam dalam sel tahanan Polsek Pahandut. Diketahui ternyata Efendi merupakan karyawan salah satu dealer motor di Palangka Raya.
“Ternyata pelaku ini adalah pencuri spesialis kota amal dan barang berharga milik jamaah, baik berupa handphone maupun laptop,” kata Kapolres Palangka Raya AKBP Timbul RK Siregar.
Ia menyebut, setiap beraksi pelaku memiliki strategi memakai sarung dan peci, lalu berpura-pura ikut salat sambil mengamati barang apa yang bisa diambil. Setelah korban lengah langsung beraksi.
Didampingi Kapolsek Pahandut AKP Roni Wijaya, Timbul menyampaikan tersangka sebenarnya sudah lama menjadi target operasi polisi (TO), bahkan beberapa kali terekam closed circuit television (CCTV) masjid. Namun baru kali ini berhasil dibekuk, ketika ada warga melihat pelaku beraksi hingga akhirnya bisa ditangkap.
“Pelaku ini sudah beberapa kali beraksi, namun baru kali ini baru kita ciduk karena dikenal gesit dalam melancarkan aksi. Namun kali ini tidak bisa berkutik dan kita akan kembangkan karena diduga tak hanya di lokasi itu saja melainkan di TKP lain,” pungkas Timbul.
Sementara itu, Muhammad Efendi mengakui bahwa uang hasil mencuri digunakan untuk kebutuhan sehari-harinya. Ia pun mengaku khilaf dan kepepet kebutuhan ekonomi.
”Ini saya lakukan semata-mata dilakukan untuk mencari makan setelah tidak bekerja,” ujarnya.
Efendi bertutur awalnya kerja sebagai sales motor, kemudian uang DP (uang muka) nasabah digunakan, namun digantikan oleh sang ayah hingga akhirnya terpaksa melakukan perbuatan serupa.
“Saya malu tidak bisa pulang, hingga akhirnya mencuri. Saya menyesal dan janji tidak melakukannya lagi,” pungkasnya. (daq/vin)