SAMPIT – Sebanyak 24 warga binaan pemasyarakatan (WBP) mengikuti pelatihan membuat kue. Kegiatan dari Dinas Sosial Kotim ini bertujuan untuk memberantas salah satu permasalahan tuna sosial, salah satunya eks narapidana.
Kepala Dinas Sosial Kotim Agus Tripurna Tangkasiang melalui Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin Sudiarto mengatakan, pelatihan itu merupakan kegiatan keterampilan untuk eks napi. Napi yang sudah melewati masa bebas tahanan bisa memiliki bekal keterampilan.
”Kami memberikan keterampilan kepada eks napi agar setelah bebas, tahanan bisa mencari mata pencaharian dengan bekal ilmu yang didapat. Harapannya, setelah mereka dibina dan disibukkan dengan kegiatan positif, mereka tidak lagi melakukan hal yang melanggar hukum,” kata Sudiarto.
WBP yang mengikuti pelatihan itu, lanjutnya, diberikan paket bantuan, seperti oven, kompor gas, kepala regulator, loyang kue basah, loyang kue kering, cetakan kue kering kacang, cetakan kue kering semprit, mixer dan panci jawa. Total biaya Rp 1.999.875 ribu untuk tiap peserta.
Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitas Sosial Anik mengatakan, kegiatan itu dilaksanakan setiap setahun sekali menggunakan anggaran APBD Pemkab Kotim. Dia berharap melalui kegiatan itu, WBP yang telah melewati masa bebas tahanan tidak bingung melanjutkan hidup.
”Dengan adanya pelatihan ini, eks napi bisa siap terjun ke masyarakat dengan bekal keterampilan yang cukup, untuk melanjutkan hidup,” kata Anik.
UPK Kecamatan Baamang Sisilia yang ikut membantu mengajarkan WBP membuat kue mengatakan, tidak kesulitan melatih warga binaan. Dia justru senang bisa membantu WBP.
”Saya malah senang karena mereka bisa sendiri, kalau di tempat lain saya yang mengerjakan. Tetapi kalau di sini, mereka langsung yang ikut mengerjakan,” kata Sisilia.
Salah seorang peserta, Musnawati (50) mengaku senang mengikuti pelatihan tersebut. ”Kami senang Dinas Sosial datang ke sini. Kami juga sebelumnya sudah disibukkan dengan kegiatan positif, seperti membuat tas rajut, membuat bunga yang terbuat dari bahan sabun batang, dan lainnya,” ujar Musnawati.
Kalapas Kelas IIB Sampit M Khaeron menyambut baik pelatihan itu. Dia berharap WBP bisa mengikuti pelatihan dan mengikuti sampai selesai. ”Kita harapkan mereka bisa menolong diri mereka sendiri dan memberi peluang untuk orang lain, sehingga setelah mereka bebas masa tahanan mereka memiliki bekal keterampilan,” kata Khaeron. (rm-87/ign)