KUALA KURUN–Setelah Kecamatan Mihing Raya dan Rungan Hulu, pelaksanaan pasar murah yang menjual paket sembilan bahan pokok (sembako) berakhir di Kelurahan Rabambang, Kecamatan Rungan Barat. Sama dengan dua kecamatan sebelumnya, antusias masyarakat di sana pun tinggi. Paket sembako murah habis dibeli masyarakat.
”Ada 600 paket sembako murah yang kita jual. Seluruhnya habis diserbu masyarakat. Bahkan mereka rela mengantri untuk mendapatkan sembako murah tersebut,” ucap Kasi Sarana Prasarana Distribusi dan Logistik Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Gumas Dedie, Jumat (25/5) sore.
Dia menuturkan, 600 paket sembako murah ini dibagi menjadi tiga jenis, yakni 200 paket I berupa beras 10 kilogram dijual dengan harga Rp 90 ribu. 200 paket II berupa gula dua kilogram, minyak goreng dua liter, sirup, susu dua kaleng, mie instan lima bungkus, dijual dengan harga Rp 60 ribu. Lalu 200 paket III, terdiri dari setengah kilogram bawang putih dan setengah kilogram bawang merah dijual dengan harga Rp 40 ribu.
”Paket sembako yang kita jual ke masyarakat ini jauh lebih murah 30 persen dibandingkan harga di pasaran. Hal tersebut sesuai dengan petunjuk dari provinsi, dimana sekitar 30-35 persen kita subsidi untuk masyarakat,” terangnya.
Di tiga kecamatan tersebut, kata dia, total ada 1.800 paket sembako murah yang dijual kepada masyarakat, dimana masing-masing kecamatan mendapatkan 600 paket. Ini merupakan program Pemkab Gumas yang bertujuan meringankan beban masyarakat berpenghasilan rendah, terutama yang kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka.
”Di setiap pelaksanaan pasar murah ini, kita selalu memprioritaskan bagi orang tua yang kurang mampu dan pekerja berat. Kita berharap kehadiran pasar murah ini dapat membantu ekonomi masyarakat, khususnya yang kurang mampu,” ujarnya.
Dia pun mengakui, kebanyakan dari masyarakat sangat menginginkan agar pasar murah tersebut dilaksanakan setiap bulan ke setiap kecamatan. Namun, dengan kemampuan dana yang terbatas, sehingga hal tersebut belum bisa direalisasikan.
”Sebenarnya kita ingin pasar murah ini dilaksanakan setiap bulan, namun karena keterbatasan anggaran, sehingga hal tersebut belum bisa dipenuhi,” tukasnya. (arm/yit)