SAMPIT – Organisasi wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) DPD Kalimantan Tengah (Kalteng) meggelar Konferensi Daerah (Konferda) ke-IV di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Kegiatan lima tahunan itu dihadiri pengurus organisasi dari pusat dan seluruh perwakilan kabupaten se-Kalteng.
Ketua presidium dewan pengurus pusat WKRI Justina Rostiawati menjelaskan, konferda merupakan kegiatan tertinggi WKRI di tingkat provinsi bagi pengurus organisasi, sehingga dalam kegiatan itu akan ada pemilihan kepengurusan organisasi yang baru, pertanggungjawaban keuangan, dan program kerja bagi kepengurusan sebelumnya.
”Dalam konferda ini juga diharapkan program kerja yang disusun dapat diselaraskan dengan program WKRI nasional dengan isu sosial yang mendunia saat ini,” jelas Justina.
Isu itu, di antaranya radikalisme dan terorisme, kerusakan lingkungan, dan isu tentang korupsi. Dengan adanya keselarasan program dari tingkat nasional hingga ranting di daerah, paling tidak ada gerakan pencegahan sosial menyeluruh oleh organisasi WKRI untuk membantu pemerintah menjaga negara.
”Kerusakan oleh teroris, kerusakan alam, dan lingkungan, ditambah lagi dampak korupsi akan dirasakan seluruh masyarakat Indonesia, termasuk kita. Tidak ada salahnya kita membantu pemerintah melakukan pencegahan melalui kegiatan di organisasi WKRI ini,” ujarnya.
Ketua Presidum WKRI DPD Kalteng Antonia Cosmas menuturkan, pihaknya akan merealisasikan program kerja yang disampaikan pengurus pusat, sehingga ada sinergitas dari pusat hingga ke daerah. Pembahasan program kerja itu juga menjadi agenda dalam konferda agar seluruh anggota juga turut merusmuskannya.
”Setiap program akan dirumuskan dan didiskusikan secara bersama oleh seluruh anggota,” jelasnya.
Ketua Panitia Pelaksana Konferda F Betti Riani menjelaskan, kegiatan diikuti sekitar 120 orang peserta yang terdiri dari perwakilan DPC kabupaten se-Kalteng. Kegiatan dilaksanakan selama tiga hari di Hotel Vivo Sampit. Kotim ditunjuk sebagai tuan rumah dalam pelaksanaan konferda kali ini.
”Kami mohon maaf jika dalam pelaksanaan ini ada kekurangan dalam pelayanan. Kami sudah berupaya semaksimal mungkin. Sebab, memang tak ada gading yang tak retak,” pungkasnya. (dc/ign)