KOTAWARINGIN LAMA – Berkah Lebaran Idul Fitri dirasakan semua orang. Tak terkecuali bagi warga sekitar makam Kiai Gede di Kotawaringin Lama. Warga yang membuka warung di kawasan itu penghasilannya meningkat dari hari biasanya karena adanya peningkatan pengunjung makam.
Azis warga Kolam yang membuka warung makanan di depan pintu gerbang utama makam Kiai Gede di Jalan Danau Kotawaringin Hulu mengatakan penghasilan warungnya jauh lebih besar dari pada hari-hari biasa.
”Di warung saya yang paling dicari pengunjung adalah kerupuk bata (kerupuk basah yang terbuat dari ikan) dan kerupuk gandum (kerupuk terbuat dari gandum),” ungkap Azis, Selasa (19/6).
Selain kedua makanan itu yang diburu pengunjung ke Kolam adalah minuman air nira enau atau yang lebih dikenal masyarakat setempat dengan sebutan banyu lahang. Azis menyebutkan minuman ciri khas Kolam ini yang paling dicari namun sayang bahan bakunya tidak mencukupi permintaan pasar karena produksi air nira enau sangat terbatas.
Sementara itu, Titin, pedagang lainnya mengaku kerupuk ikan baik yang basah ataupun kering serta gula merah (yang terbuat dari air nira enau) dan lomang yang paling laris di warungnya dari pada jualan makanan lain.
Selain para penjual makanan dan minuman khas Kolam yang mendapat berkah, warga sekitar yang mengeluti usaha warung makan juga mengaku mendapat penghasilan yang lebih baik dari hari biasanya seperi yang diakui Maryani dan Wati yang membuka usahanya di jalan Masjid.
Namun sayang warga sekitar belum ada yang membuka usaha cendera mata ciri khas Kolam. Sehingga banyak pengunjung yang merasa kurang puas ingin mencari buah tangan atau cendra mata untuk dibawa pulang.
Farida salah seorang peziarah asal Kota Pangkalan Bun menyayangkan tidak adanya warga Kolam yang memanfaatkan momentum ini untuk mempromosikan wilayahnya melalui cendera mata dan dirinya juga sempat kesulitan mencari kuliner khas Kolam seperti kue ataupun makan lainnya.
“Alangkah baiknya masyarakat Kolam ataupun pemerintah setempat menangkap peluang ini sehingga Kolam yang digadang-gadangkan sebagai destinasi wisata religi memberikan dampak yang lebih baik lagi bagi perekonomian warganya dan jangan sampai peluang ini diserobot oleh pelaku usaha luar Kolam,” tandasnya.
Dari pantauan Radar Pangkalan Bun disekitar makam Kiai Gede hanya ada satu tempat yang berjualan souvenir itupun hanya menyediakan kaos bertulisan makam Kiai Gede dan lebih banyak menyediakan barang-barang untuk ibadah seperti tasbih, peci, sejadah, minyak wangi dan lain-lain.
“Benar tidak ada souvenir khas Kolam ataupun yang berhubungan dengan Kiai Gede kecuali kaos dan baju anak-anak yang ada tulisan dan gambar makam Kiai Gede, sebenarnya kita sudah ada pemikiran ke arah itu seperti membuat gantungan kunci dari kayu ulin ataupun benda lainnya tetapi belum terlaksana,” ucap Darisah, pemilik warung.(gst/oes)