PALANGKA RAYA - Entah setan apa yang merasuk ke pikiran Sukatmono alias Kamis. Tanpa piker panjang perbuatan nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri dilakukan pria 43 tahun itu. Buruh bangunan itu nekat gantung diri di barak di Jalan G Obos 12 Gang Mutiara I Palangka Raya, Selasa (21/8) sekitar pukul 09.30 WIB.
Kamis melakukan itu diduga karena depresi. Sang anak meninggal dunia dan terjadi perceraian antara dia dan istrinya. Diperparah lagi, dibagian telapak kakinya menderita kanker. Tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh Kamis. Kini kasus itu sudah ditangani Sat Reskrim polres Palangka Raya dan dinyatakan murni bunuh diri.
Korban juga diduga kuat tidak sanggup membayar sewa barak selama enam bulan. Jenazah pertama kali ditemukan oleh Nadi, yang merupakan penjaga barak itu. Posisi jenazah tergantung dengan leher terikat di bagian dapur. Isak tangis keluarga pun terdengar saat melihat jenazah Kamis terbujur kaku. Ketika ditemukan almarhum bertelanjang dada dan pakai celana jins.
Wakapolres Palangka Raya Kompol M Z Ropik memastikan almarhum murnibunuh diri. Diduga kuat korban mengalami depresi karena bercerai dengan istrinya sudah cukup lama, belum lama ini anaknya meninggal dunia dan korban tinggal di barak hanya sebatangkara, ditambah enam bulan belum bayar barak.
“Murni bunuh diri, diduga hal itu (depresi) yang jadi penyebab korban mengakhiri hidupnya dengan cara seperti itu. Hasil visum di RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya, kasus tersebut murni karena gantung diri tidak tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di bagian tubuhnya," ucapnya didampingi Kasat Reskrim AKP Hermal Subarkah.
Rofik menerangkan kronologis kejadian berdasarkan keterangan saksi, bahwa saksi selesai mandi mendatangi barak korban. Barak korban dalam keadaan terbuka. Saat masuk ke dalam barak, korban sudah dalam posisi tergantung, melihat kondisi tersebut saksi kemudian teriak-teriak minta tolong kepada tetangga.
Lebih lanjut, perwira menengah Polri ini, menyebutkan korban melakukan gantung diri menggunakan tali nyilon warna kuning yang diikat di kasau bagian dapur.
“Korban sudah tinggal di barak Al-Hijrah kurang lebih 1 tahun. Anak korban baru saja meninggal. Korban sudah cerai dengan istrinya. Kami masih melakukan penyelidikan dan tidak ditemukan bekas luka-luka di tubuh,”pungkasnya.
Sementara itu, saksi mata, Irnardi (50) mengatakan bahwa memang sudah melihat tubuh almarhum dengan kondisi tergantung dengan menggunakan seutas tali nyilon berwarna merah dibagian leher.
“Saya lihat sudah tergantung. Tadinya, saat melintas di depan pintu barak terbuka, saya berusaha menyapa. Ketika saya ketuk dan panggil namanya beberapa kali, tetapi tidak ada jawaban. Saat masuk saya terkejut melihat korban sudah dengan posisi tergantung di bagian dapur," katanya.
Ia menambahkan almarhum memang sering dipanggil Kamis dan sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan.
“Saya tahu anaknya meninggal dan enam bulan tidak bayar dan istrinya sudah nikah lagi. Apalagi telapak kaki kena kanker, terus enam bulan sudah tidak bayar sewa barak. Mungkin karena tekanan hingga akhirnya bunuh diri, semoga amal ibadahnya diterima Tuhan Yang Maha Esa,” pungkasnya.
Pantauan Radar Palangka, TKP langsung dipasangi police line (garis polisi). Beberapa personel tim identifikasi pun langsung melakukan olah TKP. Jenazah pun langsung dievakuasi oleh warga setempat dan petugas ke kamar mayat RSUD dr Doris Slyvanus Palangka Raya. (daq/vin)