SAMPIT – Hujan deras yang mengguyur Kota Sampit dan sekitarnya, Kamis (6/9), mengakibatkan aktivitas penerbangan di Bandara Haji Asan Sampit terganggu. Cuaca buruk tidak memungkinkan dilakukan penerbangan, sehingga beberapa jadwal harus ditunda keberangkatannya.
Kepala Seksi (Kasi) Keamanan Bandara Haji Asan Sampit Charles mengatakan, hujan yang mengguyur sejak pagi hingga siang, mengakibatkan beberapa maskapai membatalkan keberangkatannya.
”Untuk jadwal penerbangan tadi pagi (kemarin, Red) memang ditunda keberangkatannya karena mempertimbangkan keselamatan penumpang, sehingga penerbangan dibatalkan. Untuk yang take off dari Sampit-Surabaya juga harus ditunda, karena pengaruh jarak pandang,” kata Charles, Kamis (6/9).
Menurutnya, cuaca buruk membuat jarak pandang fluktuatif. Penerbangan baru bisa dilakukan saat cuaca membaik. ”Sriwijaya Air terpaksa harus take off pukul 09.59 dan Nam Air juga demikian. Selain itu, saat Wings Air ingin landing, cuaca memburuk kembali, sehingga pesawat tidak bisa mendarat tepat waktu dan harus dialihkan ke Banjarmasin untuk memastikan keamanan penumpang,” kata Charles.
Charles menuturkan, penerbangan yang tidak berjalan sesuai jadwal itu berdampak pada jadwal penerbangan secara keseluruhan. ”Tidak mungkin mengikuti waktu yang sudah dijadwalkan, sehingga harus ditunda sekitar satu jam. Namun, siangnya, saat cuaca membaik, tidak ada yang ditunda, tetap mengikuti jadwal,” katanya.
Salah seorang penumpang tujuan Sampit-Surabaya mengaku kecewa karena harus menunggu sekitar 4 jam. ”Saya sudah menunggu pesawat sejak pukul 07.30 sampai pukul 12.15. Alasannya karena cuaca hujan. Kenyataannya, sudah ada tiga pesawat yang mendarat aman-aman saja. Hujan juga berhenti sekitar pukul 10. Pesawat yang datang dari Banjarmasin juga tidak ada kompensasinya atau permintaan maaf dari pihak maskapai. Banyak penumpang kecewa dan kelaparan,” keluh Firdaus.
Distrik Manager Sriwijaya Air Cabang Sampit menjelaskan, pembatalan dilakukan karena jarak pandang mengalami gangguan sehingga dianggap sangat berisiko jika dipaksakan. ”Kami tetap mengutamakan keselamatan penumpang,” tegasnya.
Pihaknya memutuskan pesawat melakukan pendaratan di Banjarmasin, karena pendaratan di Sampit tak memungkinkan.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geosfisika (BMKG) Stasiun Haji Asan Sampit Nur Setiawan mengatakan, potensi hujan sedang hingga lebat diperkirakan akan mengguyur Kotim hingga tiga hari ke depan.
”Kondisi atmosfer yang dinamis dapat meningkatkan potensi hujan lebat yang bisa disertai kilat, petir, dan angin kencang di sekitar wilayah Indonesia, salah satunya Kalteng bagian selatan,” kata Nur Setiawan.
Berdasarkan analisis BMKG, kondisi cuaca dalam beberapa hari terakhir menunjukkan cuaca yang signifikan, hujan lebat terjadi di sebagian wilayah Indonesia. Hal itu disebabkan pola sirkulasi siklonik di wilayah Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera dan belokan arah angin, serta pelambatan kecepatan angin pada lapisan atmosfer bagian bawah yang mengakibatkan pembentukan dan pertumbuhan awan hujan.
”Meskipun saat ini masih musim kemarau, beberapa wilayah tetap hujan. Hal ini disebabkan adanya aktifitas fenomena gelombang atmosfer (Equatorial Rosby dan Kelvin Wave) yang cukup berkontribusi pada peningkatan kondisi udara basah,” katanya.
Selain itu, lanjutnya, pelemahan aktivitas daerah tekanan tinggi di wilayah Australia berdampak pada pengurangan aliran massa udara dingin dan kering. Kondisi tersebut bisa menyebabkan signifikansi konsentrasi udara basah di wilayah Indonesia, sehingga di beberapa wilayah, salah satunya Kotim, terjadi peningkatan kondensasi atau pembentukan awan.
Meski curah hujan cukup tinggi, Nur Setiawan mengatakan, belum ada potensi banjir. ”Untuk saat ini belum ada potensi banjir, karena sebelumnya masih terjadi kebakaran hutan, sehingga kandungan air di dalam tanah masih sedikit,” tandasnya. (hgn/ign)