PULANG PISAU – Rubella kongenital dianggap virus paling berbahaya bagi bayi. Sebab, rubella congenital berbeda dengan campak rubella biasa, karena bayi yang menderita rubella kongenital akan mengalami cacat, jantung bocor, gangguan mata (katarak kongenital), kelainan membran telinga tidak bisa mendengar, dan otak mengecil
Kepala Dinas Kesehatan(Dinkes) Pulang Pisau (Pulpis) dr Mulyanto Budiharjo mengatakan, rubella itu sebenarnya tidak terlalu berbahaya, gejala rubella juga hampir sama dengan penyakit campak yang sering dialami anak-anak. Seandainya ada anak yang terjangkit rubella dampaknya jarang yang sampai meninggal tetapi tetap memberi dampak seperti panas dan sesak nafas.
“Yang berbahaya itu rubella kongenital bukan rubella biasa. Jika dilingkungan ada orang yang terkena rubella dan disitu juga ada ibu hamil, maka bisa tertular. Kalau daya tahan tubuh ibu hamil baik, maka tidak ada gejala yang dialami, karena penularan virus ini tidak ada gejala. Yang dikawatirkan bayi yang ada dalam kandungan ibu hamil tersebut, 90 persen bayi akan mengalami cacat nantinya” ungkap Mulyanto.
Mulyanto mengatakan, kecacatan bayi inilah yang sekarang harus diwaspadai. Beberapa penyakit yang diakibatkan virus rubella kongenital yaitu jantung bocor, gangguan mata (katarak kongenital), kelainan membran telinga tidak bisa mendengar,otak mengecil. Sekitar 90 persen kalau terkena rubella congenital akan mengalami cacat, hanya 10 persen yang bisa terbebas.
“Kalau ditanya ada tidaknya kasus rubella kongenital di Pulang Pisau memang ada. Pasien ini mengalami jantung bocor, jenis jantung bocor ini juga banyak macamnya. Di Pulang Pisau cukup banyak anak-anak yang mengalami jantung bocor, salah satunya penyebabnya ya virus rubella kongenital ini” Ujarnya.
Mulyanto menjelaskan sebelum munculnya virus rubella ini dulu ada yang nama virus Torch. Virus ini juga salah satu penyebab terjadinya kanker dan cacat pada ibu hamil dan melahirkan. Dia juga sempat menyinggung terkait info hoax yang berkembang di saat ini, terkait kehalalan dan bahan yang digunakan membuat vaskin tersebut.
“Saat ini banyak info hoax yang beredar tentang imunisai campak dan rubella, dari situ banyak orang yang salah persepsi mengenai imunisai campak dan rubella.Vaksin ini memang belum bisa didapatkan yang benar-benar halal walaupun hasil akhirnya memang halal sebenarnya, malah ada info hoax yang menyebutkan pembuatan vaksin inidari organ manusia,” pungkasnya. (rm-91/arj)