PALANGKA RAYA – Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik (Diskominfosantik) Kalimantan Tengah (Kalteng) Herson B Aden menilai, kendala pelamar yang sulit mengakses situs pendaftaran calon pegawai negeri sipil (CPNS), akibat server tidak mampu menampung ribuan pelamar yang mendaftar di saat bersamaan.
Hal ini sama seperti yang dialami instansi pemerintah saat pengisian rencana kerja secara online. Di saat semua satuan organisasi perangkat daerah (SOPD) bersamaan mengakses, server yang dimiliki akan lambat.
”Contoh kecilnya saja seperti itu. Kalau SOPD bersamaan melakukan akses, server akan lambat. Itu kan hanya 45 SOPD saja. Bayangkan yang pelamar ini ada ribuan, pasti akan membuatnya sangat lelet,” katanya, Selasa (2/10).
Dia menuturkan, kendala yang dialami pelamar tersebut tidak hanya terjadi di Kalteng. Daerah lain juga sama. Artinya, server pendaftaran dapat dikatakan lemah karena tidak mampu menampung semua akses.
Solusinya, pelamar harus mengatur jam untuk mengakses situs pendaftaran. Dia mengimbau untuk mengakses bukan disaat jam sibuk yang biasanya di pagi dan siang hari. Para pelamar bisa mencoba saat malam atau dini hari yang disaat itu tidak banyak akses masuk.
”Tengah malam bisa juga dan dini hari yang bukan jam sibuk. Kalau sedikit yang mengakses, servernya ringan, jadi mudah masuknya,” katanya.
Herson menilai, secara keseluruhan kondisi jaringan internet di Kalteng dapat dikatakan cukup baik. Hanya saja, hal ini tidak bisa dijadikan patokan, mengingat proses unggahan data pelamar tidak hanya memerlukan kecepatan internet, melainkan kemampuan server termasuk di dalamnya.
”Kalau proses donwload berapa saja bisa, tergantung kapasitas internet kita. Tapi, ketika proses upload, kemampuan server sangat diperlukan, apalagi banyak yang mengakses,” tuturnya.
Terkait kendala yang terjadi sampai hari ini, Pemprov Kalteng tidak bisa berbuat banyak, karena hal ini menjadi kewenangan Badan Kepegawaian Negara (BKN) selaku penyelenggara. Penguatan server sangat diharapkan apabila kondisi seperti ini masih saja terjadi hingga menjelang penutupan pendaftaran.
”Yang mengakses tidak hanya di Kalteng, tapi secara nasional. Sehingga aksesnya sangat padat. Inilah yang membuat kendala. Mungkin BKN punya solusi atas hal ini,” pungkasnya. (sho/ign)