SAMPIT – Anggota Komisi II DPRD Kotim, Abdul Kadir mendesak pemerintah daerah untuk memberikan solusi bagi petani tradisional, yang menurutnya masih membuka lahan dengan sistem berladang berpindah dan membakar.
”Di satu sisi pemerintah harus hadir memberikan solusi. Belakangan ini banyak warga sudah berhenti menjadi petani padi karena mereka tidak paham cara membuka lahan selain dengan sistem bakar,” ujarnya, kemarin.
Menurut Abdul Kadir, tradisi ladang berpindah itu memang harus diubah ke cara bercocok tanam yang modern. Namun lanjutnya, petani banyak belum paham dalam pengelolaanya. Akibat dari itu, selain ekonomi juga sulit maka petani juga dibebani dengan kesulitan bercocok tanam.
”Semestinya ada terobosan pembukaan lahan warga itu yang dibantu pemerintah daerah. Misalkan melalui program land clearing. Maka dengan demikian saya yakin pembakaran lahan untuk bercocok tanam itu bisa dihindari dan masyarakat bisa kembali bertanam dengan baik untuk sumber penghidupannya sehari-hari,”pungkas Politikus Golkar ini.
Kadir menambahkan, kasus kebakaran hutan dan lahan sejatinya bukan dilakukan oleh para petani. Namun oknum tertentu. Sebab menurutnya, petani tradisional sejatinya adalah warga yang sangat dekat dan menghargai alam di sekitarnya. Maka dari itu lanjutnya, dalam tradisi bercocok tanam lokal dikenal dengan sistem gotong royong, baik membuka lahan hingga menanam.
”Sebenarnya bukan dari petani yang soal kebakaran itu, karena memang ada oknum tertentu yang akibatnya menjadikan petani sebagai kambing hitam pelaku kebakaran lahan,” tandasnya. (ang/gus)