SAMPIT- Sejumlah Penambang Emas Skala Kecil (PESK) di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), mendapatkan sosialisasi dasar pengurangan penggunaan merkuri pada emas, Kamis (25/10). Kegiatan ini sebagai rangkaian pelatihan baseline estimasi penggunaan merkuri, yang digagas oleh Artisanal Gold Counsil (AGC), sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia dalam ratifikasi Konvensi Minamata Program Emas Rakyat Sejahtera (PERS), yang didanai oleh Global Affairs Canada (GAC).
Pelatihan ini melibatkan sejumlah akademisi di Kalimantan Tengah dan Kotim, serta sejumlah praktisi, pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotim, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lentera Kartini Kotim, sebagai mitra lokal AGC. Kegiatan digelar selama 4 hari mulai 23 -26 Oktober di Aquarius Boutique Hotel Sampit, dengan dipandu ilmuwan dari Kanada, Jennifer O’Neil, M.Sc.
Dipaparkannya, tujuan dari kegiatan tersebut yakni memberikan pelatihan kepada para pemangku kepentingan di Indonesia tentang kewajiban Indonesia dibawah konferensi Minamata.
"Untuk itu yang terlibat dalam kegiatan ini mereka yang berasal dari Dinas Lingkungan Hidup Kotim, Dinas Pertambangan Kalteng, akademisi Kotim dan Kalteng, serta LSM," ujarnya ketika acara penutupan, Jumat (26/10) lalu.
Jennifer menjelaskan penggunaan merkuri mempunyai dampak buruk, baik terhadap manusia maupun lingkungan. Kisaran dampaknya itu berbeda-beda setiap lingkupnya, untuk itu pihaknya memfokuskan solusi terhadap penggunaan merkuri. Pihaknya menilai, ada cara untuk pengolahan yang bisa menghasilkan emas lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan merkuri.
"Kita mencoba teknologi alternatif dengan sistem gravimetri yang sedang di pasang di Kecamatan Parenggean dan juga beberapa daerah di seluruh Indonesia. Dengan sistem ini diyakini dapat menghasilkan emas lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan merkuri,” paparnya.
Penggunaan teknologi alternatif tersebut, lanjut Jennifer diharapkan menjadi solusi alternatif perubahan dalam penggunaan merkuri oleh para penambang emas. Solusi alternatif tersebut juga tidak akan berdampak pada mata pencaharian mereka. Di samping tujuan pihaknya yakni melegalkan lokasi pertambangan dari sektor PESK.
"Indonesia sedang dalam proses dengan menggunakan strategi pengurangan penggunaan merkuri. Saat ini sedang dilakukan penelitian dan eksplorasi untuk bisa memahami hal tersebut, sebagai salah tujuan dari konferensi minamata,"terang Jennifer.
Monitoring dan Evaluation AGC Jakarta, Supriyanto yang saat itu didampingi Ketua LSM Lentera Kartini Kotim, Forisni Aprilista menambahkan bahwa dalam kegiatan itu para peserta diberikan pengantar dan pemahaman tentang PESK. Kemudian juga pengenalan inventori PESK hingga mengunjungi langsung lokasi PESK di Desa Bukit Harapan, Kecamatan Parenggean. (gus)