SAMPIT – Selama Juni 2018, Kota Sampit mengalami kenaikan harga komoditas secara umum (inflasi) sebesar 0,15 persen dengan indeks harga konsumen sebesar 137,26. Dengan laju inflasi tahun kalender sebesar 4,64 persen. Sementara itu, laju inflasi “year on year” pada Oktober 2018 terhadap Oktober 2017 sebesar 5,59 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kotawaringin Timur Muhammad Guntur mengatakan, perhitungan inflasi dilakukan setiap bulan. Oktober 2018, inflasi dipengaruhi karena adanya kenaikan indeks harga pada lima kelompok pengeluaran, seperti kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,53 persen.
Kelompok perumahan seperti kebutuhan air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,30 persen. Kelompok sandang sebesar 0,22 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,3 persen dibandingkan September 2018.
“Komoditas yang punya andil tertinggi dalam peningkatan indeks harga salah satunya daging ayam lalu kemudian rokok kretek filter, bahan bakar, dan kasur. Sementara komoditas yang memiliki andil dalam penurunan inflasi seperti angkutan udara, bawang merah, kacang panjang, dan ikan tongkol,” tutur Guntur.
Guntur menuturkan pengaruh kenaikan inflasi salah satunya disebabkan karena harga-harga dipasaran terus berfluktuatif. “Inflasi di Kotim ini terkadang naik, terkadang turun dan tidak stabil, kalau inflasi rendah maka harga dipasaran stabil, tetapi ketika lonjakan harga di pasaran tinggi, maka akan terjadi peningkatan inflasi. Karena itu, diperlukan perhitungan inflasi setiap bulannya,” ujarnya.
Ditambahkan Guntur, pentingnya perhitungan inflasi ini juga sebagai bahan perencanaan dan pengambilan keputusan maupun kebijakan pemerintah dan juga berpengaruh terhadap orang yang ingin berinvestasi di Kotim.
“Pengusaha yang ingin berinvestasi di kotim, juga melihat dari segi inflasinya, ketika inflasi tidak stabil maka pengusaha akan berpikir panjang untuk berinvestasi salah satu contohnya ketika inflasi tinggi juga akan berpengaruh kebutuhan bahan baku yang ingin dibeli,”ujarnya.
Guntur menegaskan ketika mendekati hari-hari besar nasional maupun hari keagamaan juga akan mempengaruhi peningkatan inflasi.
“Apalagi menjelang Natal dan Tahun Baru, tingkat jual beli dan permintaan pasar kemungkinan akan meningkat, dan hal ini juga dipengaruhi oleh distribusi dan ketersediaan pasokan bahan pangan, sehingga mengakibatkan beberapa komoditas mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan, tentunya akan berpengaruh terhadap peningkatan inflasi,” pungkasnya. (hgn/fm)