PALANGKA RAYA – Harga daging ayam potong di sejumlah pasar di Kota Palangka Raya dalam beberapa hari belakangan mulai mengalami kenaikan. Dari sebelumnya yang berkisar Rp 39 ribu per koligram, kini sudah menyentuh angka Rp 42 ribu per kilogram.
Kendati demikian, kenaikan tersebut dianggap masih belum melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yakni sebesar Rp 43 ribu per kilogram. Hal ini dikarenakan pasokan dan distribusinya masih terjaga, sehingga tidak terjadi gejolak harga meski disatu sisi permintaan masyarakat terhadap komoditas yang satu ini mengalami peningkatan.
“Sekitar satu minggu (mulai kenaikan, Red) sudah terlihat. Tidak terlalu besar, ini masih banyak yang beli. Kalau untuk pasokan masih aman, selain dipasok dari peternak ayam di Palangka Raya, sebagian dari Banjarmasin, namun tidak terlalu banyak,” katanya Imam salah seorang pedagang ayam di Pasar Besar Palangka Raya, Senin (24/12).
Menurutnya, kenaikan tersebut tidak terlalu memengaruhi permintaan masyarakat. Dia menilai, masyarakat masih tidak terlalu mempemasalahkan kenaikan tersebut, dengan dibuktikan dari hasil penjualan tiap harinya. Hal ini diperkirakan karena adanya momen Natal dan Tahun Baru.
“Kalau hari biasa, terjadi kenaikan sedikit saja maka akan berpengaruh dengan penjualan. Tapi sekarang kayanya tidak seperti itu. Memang ada kenaikan, tapi tidak berpengaruh dengan permintaan,” terang Imam.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) setempat M Hatta menyebutkan, pemerintah telah membuat berbagai solusi guna mengendalikan harga daging ayam potong di pasaran, salah satunya dengan menyuplai daging ayam beku.
Sementara untuk ketersediaan daging ayam beku, Hatta mengakui stok yang ada saat ini bisa dikatakan lebih dari cukup. Dengan harga sesuai HET Rp 34 ribu per kilogram, dirinya yakin komoditas ayam masih akan tetap terkendali meski terjadi peningkatan permintaan.
“Karena kita tahu sendiri daging ayam beku ini untuk mengendalikan harga ayam segar. Makanya harganya harus stabil. Dan pemerintah akan terus mengawasi, khususnya dari suplai,” pungkas M Hatta(sho/gus)