KASONGAN - Selain kerawanan soal politik uang dan kampanye di masa tenang pemilihan gubernur (pilgub) Kalteng susulan, soal undangan memilih atau formulir C6 juga menjadi perhatian pihak Panitia Pengawas pemilihan (Panwaslih) Kabupaten Katingan.
Ketua Panwaslih Katingan Egidius Efendi Suparjan mengatakan, pengawas di tingkat kecamatan, panitia pengawas lapangan (PPL) di tingkat desa dan kelurahan, serta pengawas TPS harus mendata formulir C6.
“Pendataan formulir C6 ini agar bisa direkap berapa yang didistribusikan berapa yang tidak. Misalnya pemilih tak ada di rumah atau undangan tak sampai. Sebab ini rawan dipakai pemilih eksodus atau pemilih gelap,” ungkapnya, Jumat (22/1).
Menurutnya, hingga dengan H-1 undangan memilih harus didata sampai dengan saat pemungutan juga dilaporkan berapa yang tidak sampai undangannya. Juga pengawas harus memilki data DPT dan DPT-b1.
“Jadi ketika ada yang memilih memakai formulir C6 yang tidak bertuan ini dan diduga bukan miliknya, diminta menunjukkan KTP dan segera dicegah, apabila benar dia ternyata pemilih eksodus,” tegasnya.
Sementara itu, KPU Katingan pada tahap awal bakal mendistribusikan logistik yang berada di luar kotak suara seperti formulir C6, DPT pilkada, poster visi-misi dua pasangan calon, pulpen dan formulir lainnya.
Ketua KPU Katingan Sapta Tjita mengatakan, distribusi dilakukan agar panitia penyelenggara di tingkat bawah dapat langsung mendistribusikan undangan pemilih. Pihaknya menargetkan undangan pemilih melalui formulir C6 sudah sampai ditangan pemilih pada H-2 Pilkada atau pada 25 Januari mendatang.
Menurut Sapta, logistik berupa kotak suara, tinta, bantalan, alat coblos dan formulir C1 lainnya akan didistribusikan pada 23-26 Januari 2016 mendatang. Dalam pendistribusikan logistik ini KPU akan mendahulukan wilayah-wilayah terpencil dan terjauh.
“Seluruh PPK saya minta untuk mensterilisasi tempat penyimpanan kotak suara beserta logistik lainnya bebas dari atap yang bocor. Cek lagi kelayakan tempat-tempat penyimpanan logistik ini. Jangan sampai bocor hingga kotak menjadi rusak,” sasrannya. (agg/fin)