SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Rabu, 23 Januari 2019 15:27
Sapundu Jadi Target Pencurian Lagi, Sudah Empat Kali Hilang, Warga Resah dan Marah
DICURI: Patung sapundu di Desa Bukit Batu, Kecamatan Cempaga Hulu, hanya tersisa bagian bawahnya. Patung bagian atas hilang.(RADO/RADAR SAMPIT)

SAMPIT - Situs budaya milik Suku Dayak  berupa patung sapundu di Desa Bukit Batu, Kecamatan Cempaga Hulu, raib. Sapundu diperkirakan hilang pada 10 Januari 2019.  Warga desa sudah melaporkan kasus ini kepada Polsek Cempaga Hulu.

Ruspandi, warga Desa Bukit Batu, menyampaikan bahwa sudah empat kali terjadi kasus pencurian sapundu. Pencurian kali ini hanya menyasar bagian atas patung sapundu, sementara bagian bawahnya ditinggalkan.

”Total ada empat buah yang hilang sejak 2018,” kata  Ruspandi.

Menurutnya, pencurian dilakukan dengan memotong  bagian bawah patung dan ada pula yang dicabut dan baru dipotong untuk mengambil patungnya.  warga desa merasa resah dan marah dengan aksi pencurian ini.

"Kami jujur tidak mengetahui maksud dan tujuan pelaku mencuri sapundu," ungkap Ruspandi.  

Ruspandi menduga pencurian ini dilakukan orang yang sudah terlatih. Sebab kasus pencurian untuk situs budaya ini bukan kali pertama terjadi di Kalteng. Sapundu yang berupa ukiran patung dari kayu ulin berusia ratusan tahun itu diduga diburu oleh kolektor dari luar daerah. Nilai historis dan mitologi sapundu itu dianggap sangat  berharga.

Menurutnya. warga khawatir kasus ini terulang lagi. Karena itu, warga mendesak kepolisian mengusut kasus ini hingga terungkap. 

Sementara itu, Anton Sudani prihatin dengan pencurian terhadap situs budaya itu. Dia berharap pelaku ditangkap karena sudah lancang mencuri benda-bendar yang disakralkan masyarakat setempat.  

Dia menduga pencurian ini berlatar belakang ekonomi. Karena dari sejumlah kasus yang terjadi, patung sapundu ini diperjualbelikan di luar daerah.

“Ini sangat mungkin untuk diperjualbelikan, para kolektor barang lama itu sangat tertarik dengan hal demikian,” katanya.

Sapundu merupakan salah satu bentuk seni ukir tradisional masyarakat Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah. Bentuknya berupa patung-patung dengan motif dan fungsi yang khas. Motif ukiran sapundu hampir seluruhnya menggambarkan tentang manusia. Pada umumnya media ukirnya menggunakan kayu ulin, sebab kayu ulin memiliki daya tahan dari cuaca hujan dan panas.

Sapundu merupakan alat kelengkapan dari upacara tiwah yang dilaksanakan Suku Dayak. Dalam upacara tersebut sapundu digunakan untuk mengikat hewan-hewan yang akan dikurbankan.  Sapundu juga dianggap memiliki kekuatan magis dan nilai eksotime sehingga di kalangan Suku Dayak sangat dihargai dan dijaga. (ang/yit)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers