KUALA KURUN – Untuk menyerap dan menjaring aspirasi masyarakat, anggota DPRD Kabupaten Gunung Mas (Gumas) Rayaniatie Djangkan melaksanakan reses perorangan ke Desa Tewai Baru, Kecamatan Sepang. Reses dihadiri Sekretaris Desa (Sekdes) Tewai Baru Berson, Ketua BPD Santo, perangkat desa, tokoh masyarakat, adat, agama, guru, tenaga kesehatan, dan lainnya.
”Reses perorangan yang saya lakukan ini bertujuan untuk melihat, mendengar, menyerap, aspirasi masyarakat Desa Tewai Baru,” ucap Raya kepada Radar Sampit, Rabu (13/2) siang.
Dalam reses ini, ada berbagai permasalahan yang disampaikan masyarakat, diantaranya penjualan hasil panen sawit, air bersih, pagar sekolah, bantuan rumah ibadah, pembersihan lahan, kebutuhan terhadap lahan pemakaman, dan sebagainya.
”Dari berbagai aspirasi dan usulan yang disampaikan masyarakat, sebagian sudah dan akan dipenuhi, seperti pelatihan untuk pemberdayaan masyarakat, air bersih, bantuan bibit ternak, dan lainnya,” ujar Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Legislator dari daerah pemilihan (dapil) I mencakup Kecamatan Kurun, Mihing Raya, dan Sepang ini menuturkan, permasalahan penjualan hasil panen sawit yang menjadi kendala para petani di Desa Tewai Baru, akan dikoordinasikan dengan pemkab, melalui satuan organisasi perangkat daerah (SOPD) terkait.
”Hasil reses perorangan ini nantinya akan kembali dibahas pada pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) Kecamatan Sepang, 18 Februari mendatang,” tuturnya.
Sementara itu, Sekdes Tewai Baru Berson mengatakan, dalam pelaksanaan pembangunan di desanya, mereka telah memanfaatkan APBDes. Contohnya, membangun Balai Pertemuan Umum, pembenahan infrastruktur jalan, dan lainnya.
”Selain itu, masyarakat juga banyak mendapat bantuan seperti bibit ternak, bantuan pelatihan kewirausahaan dan lainnya. Semua bantuan itu sangat bermanfaat bagi masyarakat,” terangnya.
Sejauh ini, memang ada beberapa permasalahan yang dihadapi masyarakat Desa Tewai Baru. Salah satunya adalah sulitnya para petani sawit menjual hasil panen mereka, karena di desa itu belum ada perusahaan besar swasta (PBS) yang membeli dan menampung hasil panen.
”Sawit sekarang ini sudah banyak yang berbuah, namun kami mengalami kesulitan untuk menjual hasil panen. Kami sangat berharap pemerintah dapat memberi solusi terhadap permasalahan ini,” tandasnya. (arm/yit)