PALANGKA RAYA - Meroketnya harga tiket pesawat dari dan Palangka Raya - Jakarta atau Palangka Raya - Surabaya, beberapa bulan terakhir, diklaim disebabkan menurunya penumpang. Bahkan, penurunan penumpang tersebut membuat beberapa maskapai menghentikan beberapa rute dari Palangka Raya - Jakarta dan Surabaya.
Hal ini terungkap dalam press realese Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Mahalnya tiket pesawat dianggap menyumbang inflasi di Kalteng.
”Ini terjadi karena ada penurunan penumpang, sehingga berdampak terhadap beberapa maskapai. City Link dulu ke Jakarta ada, sekarang hanya ke Surabaya. Kemudian, Batik Air tidak lagi terbang dan Garuda juga hanya satu kali dari dua kali terbang,"beber Kasi Angkutan, pada Dinas Perhubungan Kalteng, Terjo Piu, kemarin.
Namun dirinya menegaskan, Pemprov Kalteng memastikan kenaikan tiket pesawat tidak akan melebihi batas atas. Selain itu lanjut Terjo, pemprov juga berupaya agar harga tiket kembali normal dan minat masyarakat untuk menggunakan pesawat juga lebih ramai.
”Kami juga sudah koordinasi dengan berbagai pihak, agar harga tiket tidak melebihi batas atas. Masalah penerbangan saat ini ialah penumpang sedikit. Dan saat ini kita berusaha menurunkan harga tiket tersebut," imbuhnya.
Ditambahkan, menurunnya tingkat penumpang pesawat mulai terjadi sejak akhir tahun 2018 lalu. Hal itu juga mempersulit untuk penambahan rute terbang baru, dari Palangka Raya.
”Jika penumpang kembali menggeliat, tidak menutup kemungkinan City Link dan Batik Air yang berhenti ini bisa terbang kembali. Mereka sudah mengurangi dan tidak terbang, sekitar 1 bulan lalu," pungkas Terjo Piu.(arj/gus)