SAMPIT-Anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Kotim, Rudianur merasa prihatin melihat kondisi fasilitas pendidikan di Dusun Cemeti, Desa Satiruk Kecamatan Pulau Hanaut. Menurutnya, di sana ada sekolah dasar yang terdiri dari 27 murid namun tidak memiliki guru. Parahnya lagi, guru yang mengajar disitu hanya lulusan SMP.
”Saya kemarin baru berkunjung ke Dusun Cemeti, dan saya kira daerah ini paling tersilor di Kotim. Mereka disana ternyata banyak luput dari perhatian pemerintah daerah, “ungkapnya kepada Radar Sampit, Senin (18/3) kemarin.
Rudianur juga mengatakan, dusun itu hanya dihuni 27 kepala keluarga. Dan lanjutnya, di sana awalnya ada guru yang bertatus tenaga kontrak dari pemerintah daerah, namun tidak berselang lama guru itu meninggalkan tugas. Salah satu alasannya, tidak sanggup ditempatkan di daerah terpencil dari Kotim itu.
”Dulu katanya ada guru yang mengajar, tapi bukan orang setempat. Kemudian tidak berapa lama pergi karena berbagai alasan, hingga akhirnya murid di sana sekolah tidak punya guru . dan guru yang ada hanyar orang sekitar saja,” paparnya.
Rudi melanjutkan, guru tamatan SMP yang mengajar di sana sementara waktu dibayar melalui dana desa. Hal itu dilakukan karena tidak ada pilihan lain lagi, daripada anak di dusun itu tidak bersekolah. ”Yang memprihatinkan ini yang mengajar ini lulusan SMP dan dibayar Rp500 ribu per bulan,” ujarnya.
Sebagai tindaklanjut, kata Rudianur pihaknya akan menyampaikan persoalan ini ke pemerintah daerah. Pihaknya ingin setidaknya ada guru yang diangkat dari desa itu untuk mengajar dan dibayar melalui sistem tenaga kontrak. “Jika tidak seperti itu, mereka akan semakin tertinggal dan terisolir di semua bidang, “tandasnya.
Ditambahkan Rudianur, Dusun Cemeti ini merupakan daerah terluar dari Kotim, dan saat ini akses satu-satunya hanya melalui jalur sungai, menyebrang dari Kecamatan Mentaya Hilir Selatan menuju Pulau Hanaut, kemudian melalui jalur darat. (ang/gus)