KUALA PEMBUANG - Sejumlah petani kelapa Kabupaten Seruyan, khususnya di Desa Pematang Panjang, Kecamatan Seruyan Hilir Timur mengeluhkan penurunan produktivitas buah kebun mereka.
Basri, salah satu petani kelapa kelapa mengatakan, dalam tiga bulan terakhir ini hasil panen buah kelapa miliknya jauh menurun.
"Satu kali masa panen yakni dalam waktu tiga bulan terakhir jumlah panen buah di kebun milik saya turun drastis, bahkan penurunannya mencapai 60 persen," kata Basri ketika dibincangi Radar Sampit, Jumat (29/3) kemarin.
Ia mengatakan, jumlah lahan miliknya mencapai 10 hektare dan jika pada musim panen normal bisa menghasilkan 5.000 biji buah kelapa sekali panen.
Namun, pada masa yang sekarang ini, dengan luasan lahan tersebut, hanya mampu menghasilkan kelapa dengan kisaran 2.000 biji buah kelapa dan bahkan bisa kurang.
"Saya tidak tahu kenapa, kami disini rata-rata punya kebun kelapa semua, dan saat ini memang semuanya mengalami masalah yang sama," ujarnya.
Ia menambahkan, meskipun pada saat ini harga buah kelapa mulai mengalami peningkatan, namun peningkatan tersebut dinilai masih belum maksimal, mengingat peningkatan tersebut tidak seimbang dengan penurunan hasil panen.
Saat ini harga kelapa perbuahnya berkisar pada angka Rp1.200-Rp1.500 dari harga sebelumnya yang sempat sangat merosot yakni hanya berkisar Rp800-Rp1.000 saja.
"Meskipun sudah agak mendingan dari harga sebelumnya, namun hal tersebut dibarengi dengan penurunan hasil panen, kan sebenarnya sama saja. Kalau waktu pada harga yang merosot itu, kebun saya masih bisa menghasilkan 3.000 buah bahkan lebih, dan sekarang dengan harga yang agak mendingan, malah hasil panennya menurun drastis, sama saja dengan bohong," ungkapnya.
Padahal menurutnya, perawatan yang dilakukan terhadap kebun miliknya pun sudah sangat maksimal, meskipun tidak pernah menggunakan pupuk.
"Rata-rata kebun kami disini memang tidak pernah menggunakan pupuk, perawatan yang kami lakukan hanya melakukan pembersihan dan penyumbian (pengangkatan) terhadap tanah atau parit kebun kami," terangnya.
Ia mengaku, selama ini pihaknya memang belum pernah menerima bantuan apapun terkait dengan masalah kebun kelapa miliknya serta masyarakat sekitar. Padahal, rata-rata mata pencaharian serta sumber dari kehidupan sehari-hari mereka sangat bergantung pada hasil panen kelapa.
"Kalau untuk disini belum ada, entah itu bantuan pupuk atau segala macam masih belum pernah saya terima, kebun kelapa saya ini juga merupakan warisan dari leluhur saya sejak dulu, dan selama itu pula kebun ini masih belum merasakan bantuan dari pemerintah," ungkapnya.
Sementara itu, Asmudi yang juga merupakan petani kelapa di daerah tersebut mengatakan, jika masalah seperti ini merupakan masalah yang klasik dan sudah sering terjadi di kalangan para petani kelapa khususnya yang ada di desa Pematang Panjang.
"Memang sering begini, dan tentu saja keadaan ini sangat menyulitkan bagi kami, terkadaan jika pada saat seperti ini kami bisa terhutang pada pengepul kelapa karena saking sedikitnya pendapatan hasil kebun kami," ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengharapkan agar pemerintah daerah bisa memperhatikan masalah pertanian kelapa yang ada di desa Pematang Panjang ini.
Sebab, Kecamatan Seruyan Hilir Timur merupakan salah satu wilayah penghasil kelapa lokal terbanyak yang ada di Kabupaten Seruyan dan akan sangat disayangkan sekali jika tidak dikelola dengan baik dan tidak memperhatikan kesejahteraan para petaninya. (rm-98/fm)