Di usia senjanya, Inur (70) masih harus berpeluh untuk bertahan hidup. Setiap hari wanita itu mengambil upah sebagai pengupas bawang di kawasan Pasar Besar Palangka Raya.
DODI, Palangka Raya
Tangan Inur terlihat cekatan dan telaten mengupas bawang di tangannya. Dengan menggunakan sarung dan baju kebaya, khas pakaian tempo dulu, wanita uzur itu memang sudah terbiasa melakukan aktivitas tersebut. Sudah tiga tahun ini wanita kelahiran Kabupaten Kapuas tersebut ”bergelut” dengan bawang.
”Upahnya sejak tiga tahun hanya Rp 1.000 per kilogram bawang yang sudah dikupas. Setiap hari bisa mengupas 25-30 kilogram, bahkan terkadang kurang karena fisik sudah tidak lagi kuat seperti muda dulu,” katanya saat ditemui Radar Palangka, kemarin.
Inur menuturkan, walaupun harga bawang bisa melambung tinggi di pasaran, upahnya tak berubah. ”Mau naik atau tidak tetap Rp 1.000 per kilo dan itu dirasakan beberapa pengupas bawang lainnya,” ujarnya.
Sebelum menjadi pengupas bawang, lanjut Inur, dia pernah menjadi petani dan pencuci baju. Namun, karena kondisi fisik dan umur semakin tua, aktivitas itu ditinggalkan dan memilih mengambil upah mengupas bawang.
”Saya sekarang memilih mengupas bawang, sambil duduk dan tidak mengeluarkan tenaga berlebihan,” katanya.
Inur menambahkan, hasil upah mengupas bawang biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti membeli beras dan bahan pokok lainnya. Termasuk membayar sewa barak sebesar Rp 350 ribu. Terkadang dia juga mendapat bantuan dari orang lain yang iba dengan kehidupannya.
”Buat beli beras dan lainnya. Alhamdulillah selalu cukup walaupun tidak bisa banyak. Itu buat saya sendiri karena tidak punya cucu dan dan anak, sehingga cukup buat beli beras dan membayar barak. Suami saya sudah meninggal dunia lama dan anak tidak punya,” katanya dengan mata berkaca-kaca.
Inur menambahkan, dia dengan sukarela menjalani hidup, bahkan mensyukuri nikmat Tuhan walaupun terkadang ada keluhan yang terbersit. Namun, setelah merenungi dan menyerahkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, hal itu hilang dan kembali dia bersyukur.
”Hidup ini perlu disyukuri, seperti yang saya jalani saat ini. Kalau kurang pastilah, tetapi inilah yang harus saya jalani. Kalau tenaga ini maunya istirahat di rumah, apalagi sudah berusia 70 tahun dan hidup seorang diri,” katanya. (***/ign)