SAMPIT – Arus balik ke Kotawaringin Timur diprediksi lebih banyak dibandingkan arus mudik. Ini bisa terjadi karena para perantau mengajak saudara atau tetangga untuk ikut mengadu nasib di Bumi Borneo.
”Arus balik ini, pendatang dari luar daerah datang berbondong-bondong ke Kotim untuk mencari pekerjaan. Ini mesti ditangani pemerintah daerah,” kata Supriadi, Wakil Ketua DPRD Kotim.
Mereka yang datang dari luar daerah mesti punya tujuan yang jelas. Jika belum ada kepastian tempat bekerja dan tidak punya keahlian apapun, lebih baik tidak merantau ke Kotim.
“Kalau tidak ada skill, akan jadi beban bagi daerah itu sendiri,” tegas Supriadi.
Supriadi menyarankan Pemkab Kotim punya langkah antisipasi dengan melakukan operasi yustisia. Pemkab juga perlu meminta laporan perusahaan besar swasta yang membawa karyawan dari luar.
”Data harus disampaikan kepada pemerintah daerah untuk perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah,” kata dia.
Pada arus mudik melalui jalur Pelabuhan Sampit tahun ini mencapai 22.761 penumpang yang dilayani PT Pelni dan PT Dharma Lautan Utama. Pengguna jasa kebanyakan menuju Semarang dan Surabaya. Mulai H-15 Lebaran, PT Pelni mengoperasikan KM Kelimutu, KM Egon, KM Leuser, KM Lawit dan KM Binaiya dengan tujuan Semarang dan Surabaya. Kapasitas kapal sekitar 1.600 penumpang. (ang/yit)