SAMPIT – Salah satu cara pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur untuk tetap melestarikan olahraga permainan tradisional khas Dayak yakni dengan mencari bibit-bibit unggul melalui Festival Budaya Habaring Hurung pada Maret 2019 lalu. Para bibit unggul tersebut juga mengikuti Festival Budaya Isen Mulang pada Juni 2019 lalu. Kotim berhasil menyabet juara pertama manyumpit.
“Setelah mencari bibit melalui Festival Budaya Habaring Hurung, selaku pembina olahraga permainan tradisional manyumpit, kami telah menemukan bibit-bibit unggul dari Kotim. Kami bersyukur bisa mengikuti ajang Festival Budaya Isen Mulang di Palangkaraya,” ungkap Herdie, Kepala Seksi Promosi Olahraga dan Olahraga Prestasi Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kotim, Senin (8/7).
Ia menuturkan, regu putra bisa mengalahkan 12 kabupaten lainnya yang ada di Kalteng, sedangkan regu putri mampu mengalahkan 10 kabupaten yang ada di Kalteng. Saingan terberat regu putra antara lain Kotawaringin Barat, Palangkaraya, Barito Utara dan Barito Selatan, sedangkan regu putri saingan terberatnya salah satunya dari Barito Utara.
Herdie menuturkan, salah satu kendala anak-anak binaannya selama di Palangkaraya yaitu cuaca panas dan berangin. “Angin sangat memengaruhi keakuratan anak panah yang akan ditiup,” ungkapnya.
Herdie bersyukur, putra putri daerah di Kotim mampu menunjukkan kemampuan mereka di festival tersebut. “Kami bersyukur binaan kami yang regu putra juara 1 untuk olahraga manyumpit, sedangkan yang regu putri dapat juara 3 olahraga manyumpit. Skors untuk putra totalnya 420, regu putri skors total 381,” tuturnya.
Beberapa penghargaan untuk anak-anak binaannya pun diperoleh, namun ada harapan lebih selain penghargaan tersebut, yakni suatu saat nanti bisa diikut sertakan dalam ajang Festival Pesona Budaya Borneo yang diikuti oleh seluruh lima provinsi di Pulau Kalimantan ini.
”Hadiah dalam bentuk uang pembinaan juga diberikan oleh Gubernur Kalteng sejumlah Rp 3,5 juta untuk regu putra, sedangkan sejumlah Rp 1,5 juta untuk regu putri, selain itu mereka juga mendapatkan piagam penghargaan dan thropy. Harapan kami anak-anak bisa terus dibina, lalu dibentuk komunitas manyumpit, selain itu suatu saat bisa mengikuti festival yang lebih wow..., kabarnya akan ada Festival Pesona Budaya Borneo yang tingkat nasionalnya, dan tidak hanya Kalimantan saja yang mengikuti festival tersebut, tapi juga dari Malaysia dan Brunei Darussalam. Karena kebudayaan negara tetangga juga ada tradisi manyumpit,” ungkapnya.
Herdie berharap Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Tengah memberikan kesempatan kepada pada juara menyumpit untuk bisa ikut Festival Pesona Budaya Borneo. “Misalkan kami diikutsertakan, kami berani memberangkatkan anak-anak binaan, meskipun harus pakai biaya pribadi. Karena kami tidak ingin berambisi menjadi juara, tapi kami hanya ingin menunjukkan bahwa putra dan putri daerah Kotim bisa bersaing di kancah nasional atau bahkan internasional,” pungkasnya. (rm-97/yit).