SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PALANGKA

Jumat, 19 Juli 2019 11:07
Cegah Perkembangan Nyamuk Melalui G1G1J
ARAHAN : Asisten II Setda Gumas Yohanes Tuah didampingi Kadis Kesehatan Maria Efianti (duduk ujung kanan), dan Kasi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Provinsi Kalteng Edy Kelana (duduk ujung kiri) memberikan arahan pada sosialisasi G1G1J, di Aula BP3D Gumas, Kamis (18/7) pagi.(ARHAM SAID/RADAR SAMPIT)

KUALA KURUN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) bersama Dinkes Kabupaten Gunung Mas (Gumas) menggelar sosialisasi Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J). Ini merupakan gerakan yang dicanangkan secara nasional, dimana setiap rumah harus memiliki juru pemantau jentik (jumantik) yang melaksanakan kegiatan menguras, menutup, dan mengubur (3M) Plus.

”Gerakan satu rumah satu jumantik ini merupakan langkah untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk, terutama jentik nyamuk di berbagai tempat yang menjadi sarang nyamuk berkembang biak. Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M adalah cara paling efektif dan murah dari yang lain,” ucap Asisten II Setda Gumas Yohanes Tuah di Aula BP3D Gumas, Kamis (18/7) pagi.

Dia menuturkan, PSN dilakukan oleh kader jumantik dimana ada dua hingga tiga orang yang memantau perkembangbiakan jentik nyamuk di satu wilayah. Jumantik sendiri adalah anggota masyarakat yang telah dilatih dan berperan dalam pengendalian penyakit demam berdarah dengue (DBD).

”Kader jumantik memiliki tugas yakni memantau keberadaan jentik nyamuk, membuat laporan kegiatan, dan menggerakan masyarakat untuk menjalankan PSN dengan cara 3M Plus,” tuturnya.

Dia mengatakan, gerakan satu rumah satu jumantik dalam PSN mengandung pesan bahwa upaya pencegahan dan pengendalian DBD dimulai dari rumah tangga. Ini tentu akan berjalan optimal jika setiap rumah tangga berperan dan rutin melaksanakan PSN 3M Plus minimal satu minggu sekali.

”Agar terlaksana dengan baik, maka dibutuhkan penguatan kemandirian masyarakat dan koordinasi mitra terkait, dalam pembentukan satu rumah satu jumantik khususnya di daerah ini,” terangnya.

Di Kabupaten Gumas, lanjut Yohanes, angka kesakitan DBD tahun 2016 sebesar 43,5 per seratus ribu penduduk dan meningkat di tahun 2017 sebesar 134,5 per seratus ribu penduduk. Lalu di tahun 2018 menurun menjadi 133,7 per seratus ribu penduduk, dan sampai pertengahan tahun 2019 angka kesakitan  sebesar 78,3 per seratus ribu penduduk. Angka ini masih tinggi diatas target nasional, yaitu kurang dari 49 per seratus ribu penduduk.

”Angka yang fluktuatif ini menunjukkan perlu upaya komprehensif dalam menangani pengendalian penyakit DBD agar terjadi penurunan kasus. Sejauh ini, DBD belum memiliki obat, sehingga upaya paling efektif mengendalikannya adalah melalui pengendalian jentik nyamuk. Agar efektif, juga diperlukan peran serta dari masing-masing lintas sektor terkait,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia yang juga Pengelola Program DBD Dinkes Provinsi Kalteng Khristiani menambahkan, sosialisasi ini bertujuan untuk menjalin kemandirian antar sektor kesehatan, meningkatkan keterampilan jumantik dalam memantau jentik bersama dengan petugas kesehatan dan masyarakat, membentuk wilayah bebas jentik, serta menyepakati kerjasama mencegah dan menanggulangi DBD di Kabupaten Gumas.

”Untuk peserta pertemuan sebanyak 60 orang yang berasal dari berbagai lintas sektor, dengan narasumber yakni Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gumas Maria Efianti, dan Kasi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Provinsi Kalteng Edy Kelana,” pungkasnya. (arm/yit)


BACA JUGA

Selasa, 08 September 2015 21:50

Ratusan PNS Masih Mangkir, Laporkan Harta Kekayaan

<p>SAMPIT &ndash; Sebanyak 240 Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara di lingkup…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers