PALANGKA RAYA - Nasib ratusan warga mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Kota Palangka Raya kian tak jelas. Tak ada kepastian kapan mereka akan dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing.
”Kami inginnya bertahan. Sudah dua hari berada di penampungan, tapi tanggal dan kepastian dipulangkan belum ada. Jujur, sakit diperlakukan seperti ini di negeri sendiri, yang katanya menjunjungi tinggi kehidupan bermasyarakat,” kata salah seorang pengungsi, Abdurahman, Kamis (11/2).
Menurutnya, pemerintah harus bijaksana memperlakukan masyarakat. Mereka siap dibina dan diberikan penyuluhan. Terlebih mereka sudah cocok dengan budaya dan kultur masyarakat di Kalimantan Tengah (Kalteng).
”Saya sudah punya empat anak. Niat kami hanya untuk memperbaiki ekonomi. Memang saya ikut Gafatar karena aksi sosial dan tidak ada niatan lain,” kata pria berusia 43 tahun ini sambil tersenyum.
Seperti diketahui,Pemkot Palangka Raya mengambil keputusan memulangkan 343 jiwa mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di wilayah itu ke kampung halamannya. Sambil menunggu pemulangan, eks Gafatar dievakuasi dari tempat tinggal mereka di Jalan Tjilik Riwut Km 16 ke penampungan sementara di Dinas Ketenagakerjaan Kota Palangka Raya. (daq/sho/vin/ign)