PANGKALAN BUN - Kabut asap yang yang diduga akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) mulai menganggu sejumlah penerbangan di Bandara Iskandar Pangkalan Bun, Kamis (5/9).
Akibat terganggunya jarak pandang tersebut, empat maskapai harus menunda keberangkatan, lantaran dengan jarak pandang terbatas pesawat tidak memungkinkan untuk melakukan pendaratan.
Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Iskandar Pangkalan Bun, Zuber membenarkan hal itu. Menurutnya kabut asap yang menyelimuti Bandara Iskandar Pangkalan Bun membuat visibilitas atau jarak pandang hanya sekitar 500 - 700 meter sehingga kurang ideal untuk take off maupun landing pesawat.
“Pagi ini (kemarin) visibilitas atau jarak pandang di Bandar Udara Iskandar Pangkalan Bun 500 meter sampai 700 meter, sehingga pesawat mengalami keterlambatan lebih dari 1 jam, padahal idealnya jarak pandang di atas 2000 meter,” ungkapnya.
Ia menjelaskan akibat rendahnya visibilitas tersebut empat penerbangan mengalami delay (tertunda), yaitu dari maskapai Trigana Air IL 712 dari Surabaya tujuan Pangkalan Bun, Nam Air IN 190 dari Jakarta tujuan Pangkalan Bun, Wings Air dari Sampit dan Trans Nusa 8B dari Palangka Raya.
Yang cukup terasa terjadi pada penerbangan Trigana Air, jika sesuai jadwal pesawat tersebut seharusnya terbang dari Bandar Udara Juanda Surabaya pukul 06.10 WIB, dan mendarat di Bandar Udara Iskandar Pangkalan Bun pukul 07.10 WIB.
Menurutnya terganggunya aktivitas penerbangan di Bandar Udara Iskandar ini merupakan yang pertama kali sejak munculnya Karhutla di Kobar pada tahun 2019.
“Saat ini penerbangan sudah normal kembali, baru terjadi pagi hari ini saja,” tandasnya.
Sementara itu Station Manager Trigana Air Chris Nanlohy membenarkan kejadian tersebut, Ia menyampaikan bahwa akibat pendeknya jarak pandang di Bandara Iskandar Pangkalan Bun, semua rute penerbangan menjadi terganggu dan mengalami delay selama satu jam setengah.
Seperti penerbangan dari Bandar Udara Iskandar yang mestinya sesuai jadwal berangkat ke Jakarta pada pukul 07.35 WIB baru bisa diberangkatkan sekitar pukul 09.30 WIB.
“Otomatis semua rute menjadi terganggu jadwalnya karena kondisi cuaca ini, namun sekitar pukul 09.30 WIB penerbangan sudah normal kembali,” pungkasnya.
Semantara itu Prakirawan BMKG Stamet Iskandar Pangkalan Bun Rangga Setya Pratama mengatakan bahwa pendeknya jarak pandang akibat kabut asap memang menjadi penghambat lalulintas udara di kawasan tersebut.
“Selain karena kabut air (embun), juga terjadi karena asap karhutla. Dan biasnaya mulai terjadi sejak pukul 03.00 WIB pagi dan akan makin menipis saat matahari kian meninggi,” katanya.
Menurutnya asap yang masuk ke kawasan bandara diduga berasal dari kebakaran di kawasan Sungai Cabang (TNTP) dan juga wilayah Seruyan. “Lokasi itu posisinya berada di Tenggara bandara, sedangkan arah angin yang membawa asap menuju Barat Laut yang merupakan arah ke Bandara Iskandar,” terangnya. (tyo/ard/sla)