SAMPIT – Sejumlah warga Desa Gunung Makmur, Kecamatan Antang Kalang, Kabupaten Kotawaringin Timur, siang itu, Senin (16/9), sekitar pukul 11.30 WIB, baru saja kembali dari ladang. Perhatian sebagian orang tersita melihat lidah api menari-nari di sebuah sebuah rumah kayu beratap seng di Jalan Podang, RT 20/RW 04.
Rumah itu milik Arianto (39). Dia tinggal berdua bersama istrinya, Yeni (20). Dari tengah amukan api itu, menyeruak teriakan meminta tolong. Suasana saat itu masih sepi. Warga yang mendengar suara itu langsung terperanjat. Serta merta berteriak meminta pertolongan warga lainnya.
Masyarakat sekitar geger. Warga bahu-membahu memadamkan api dengan peralatan seadanya. Api baru bisa dipadamkan sekitar satu jam kemudian.
”Setelah api dijinakkan, petugas serta warga langsung menyisir sekitar lokasi rumah yang terbakar,” kata Kapolsek Antang Kalang Ipda Rino Harianto, Selasa (17/9).
Dari penyisiran itu, menurut Rino, ditemukan dua jenazah yang terpanggang di ruangan berbeda, yakni ruang tengah dan belakang. Rupanya, jenazah itu merupakan Arianto dan Yeni.
Keduanya tak sempat keluar dari amukan api. Suara yang didengar warga sebelumnya diduga merupakan upaya terakhir Yeni untuk tetap hidup menjelang kematiannya di tengah amuk kebakaran.
Rino menuturkan, belum diketahui pasti motif kebakaran. Pihaknya masih mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi untuk melakukan penyelidikan. Dari hasil sementara, diduga sang suami mengajak istrinya bunuh diri dengan cara membakar rumah.
”Untuk sementara ini, kebakaran terjadi karena perbuatan AR (Arianto, Red) yang diduga nekat membakar rumahnya sendiri. Hal tersebut dilakukan karena ada permasalahan dalam rumah tangga korban,” ujarnya.
Jasad pasangan suami istri yang gosong itu dilarikan ke ruang jenazah RSUD dr Murjani Sampit guna dilakukan autopsi, Selasa (17/9) dini hari. Paginya, jasad tersebut langsung dikembalikan ke kampung halaman bersama sejumlah personel Polsek Antang Kalang untuk segera dimakamkan.
”Hasil autopsi, kedua korban meninggal murni akibat terjadinya kebakaran. Kami juga tidak menemukan tanda-tanda kekerasan akibat benda tajam maupun benda lainnya,” kata Rino.
Barak Hangus
Sementara itu, di Palangka Raya api melumat barak tiga pintu di Jalan G Obos. Kapolsek Pahandut AKP Edia Sutaata mengatakan, si jago merah diduga berasal dari pintu barak yang kedua. Kejadian itu awalnya diketahui warga yang melihat api berkobar dari dalam barak.
Terbakarnya barak miliki Budi Santoso itu diduga dipicu korsleting listrik, yang memicu percikan api dari kabel. Saat api membara, semua penghuni barak tidak berada di dalam. Ada yang pergi luar kota.
”Tidak ada korban. Terkait kerugian yang ditimbulkan masih diperlu diverifikasi kembali,” ujarnya. (sir/sos/ign)